SCTV Awards 2010 Update terakhir Jum Okt 29, 2010SCTV Awards 2010 selalu dibanjiri artis. Deretan artis ternama ibukota tampil di acara ini.
Jambi Daerah Rawan Bencana BPBD Siaga Peralatan[Provinsi Jambi]Provinsi JambiJAMBI - Jambi merupakan daerah rawan bencana. Oleh karena itu, penduduknya harus berhati-hati. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Zubaedy Ar melalui, Kepala Bidang Kesiapan dan Kesiagaan Penanggulangan Bencana, Zulfikri.‘’Selain faktor geografis suatu daerah, faktor alam pun bisa menyebabkan terjadinya bencana,’’ tuturnya.Ia mengungkapkan daerah-daerah yang merupakan rawan bencana di Provinsi Jambi antara lain Kabupaten Merangin dan Kerinci yang merupakan daerah rawan gempa. Selain itu Kabupaten Tanjabtim dan Tanjabar merupakan daerah rawan banjir dan angin puting beliung.Sedangkan Kota Jambi merupakan daerah langganan banjir. Untuk Kabupaten Tebo adalah daerah rawan kebakaran. “Tetapi karena saat ini musim hujan kebakaran pun mungkin tidak terjadi,” jelasnya.Mengenai potensi rawan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selalu memantu keadaan Provinsi Jambi melalui kerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dari pusat. Sehingga sebelum terjadi bencana pihaknya sudah bisa mengantisipasi.Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah selalu berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait di Provinsi Jambi guna mengantisipasi bila bencana melanda. Seperti bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi mengenai ketersediaan logistitik kesehatan. “Sehingga bisa meminimalisir keadaan bila bencana terjadi di Jambi, dan itupun bila yang terjadi adalah kejadian luar biasa” katanya.Untuk penanggulangan gunung merapi aktif di Kerinci pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah sudah bekerjasama dari dengan Provinsi Bandung. “Mereka telah menyediakan alat-alat pemantau di gunung merapi, sehingga kemungkinan gunung akan meletus sudah dapat diketahui,” jelasnya.Sedangkan untuk di Kota Jambi, hingga bulan Desember Kota Jambi berpotensi hujan lebat yang disertai dengan petir. Dampak dari hujan yang terus menerus dapat mengakibatkan bencana banjir. Banjir yang terjadi di Kota Jambi disebabkan karena drinase yang kurang bagus. Apalagi saat ini fungsi resapan telah beralih menjadi fungsi ekonomis. “Diperkirakan apabila tiga jam hujan melanda Kota Jambi dipastikan mengalami banjir,” paparnya. Sedangkan Daerah-daerah rawan banjir di Kota Jambi antara lain, Legok, Simpang IV Sipin, Jelutung, Lebak Bandung, Pal Merah, dan pasar. Diharapkan Pemerintah Kota Jambi memperbaiki drainase-drainase yang rusak tersebut. “Bila air menggenang tentu akan timbul lagi penyakit-penyakit yang didertita masyarakat seperti diare atau penyakit kulit,” pungkasnya.
Menatap Gunung Kerinci JAMBIObjek Wisata Penginapan Kuliner Transportasi Oleh-olehGunung Kerincitw9 Komentarstars stars stars stars star_un 4/5 (45 vote) | Beri RatingFoto SelengkapnyaMenatap Gunung Kerinci dalam kedinginan udara pagi hari membuat hasrat untuk mendaki gunung tersebut semakin mengebu-gebu. Menapaki gunung tertinggi di Pulau Sumatra dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (m dpl), puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua, dan gunung berapi tertinggi di Indonesia menjadi salah satu agenda besar dalam hidup saya. Gunung ini masih aktif, tercatat terakhir kali meletus pada tahun 2009. Mecapai Gunung Kerinci dapat ditempuh melalui dua rute perjalanan. Pertama, rute Padang, dari Padang naik bus umum jurusan Padang-Sungai Penuh kemudian turun di desa Kersik Tuo. Kedua, Rute Jambi, dari Jambi naik bus ke kota Muara Bungo lalu dilanjutkan dengan mini bus sampai ke sungai penuh. Kemudian ganti kendaraan lagi dengan naik angkutan mini bus ke desa Kersik Tuo. Jika ingin mencari rute yang cepat, disarankan berangkat dari Padang. Selain dari Kersik Tuo bisa juga dicapai dari Lubuk Gadang dan Kayu Aro. Namun, rute Kersik Tua lebih umum dipakai oleh para pendaki. Jalur pendakian Gunung Kerinci sangatlah menantang, berdasarkan informasi dari balai Taman Nasional Kerinci Seblat, karakteristik jalur pendakian sangat lengkap, mulai dari jalan beraspal dan landai, jalur bekas aliran air, dan tanjakan terjal dengan kemiringan 60 derajat. Jalur menuju puncak setelah batas vegetasi berupa jalur pasir dan batu cadas. Pendaki dapat menemukan lokasi air di Pintu Rimba (1800 m dpl) dengan jarak tempuh 200 meter dari pintu rimba dan di Pos Batu Lumut (2000 m dpl) terdapat air endapan yang berasal dari sungai kontemporer, sungai hanya berisi air jika musim hujan. Beberapa pondokan untuk beristirahat juga dapat dijumpai diberberapa pos, diantaranya Pos Bangku Panjang (1909 m dpl) dan di Shelter 1 (2225 m dpl), namun biasanya para pendaki yang memulai perjalanan di pagi hari akan menginap di Shelter 2. Sangat tidak disarankan untuk menginap di shelter 1 atau di tempat yang ketinggiannya di bawah 1500 m dpl karena daerah tersebut menjadi habitat harimau Sumatra dan tempat mereka berburu. Sebisa mungkin usahakan untuk tidak membawa makanan yang berbau amis atau daging mentah dan merapihkan peralatan serta sampah setelah memasak. Untuk mencapai puncak, pendaki harus melewati shelter 4 (3351 m dpl) yang merupakan batas terakhir vegetasi. Pemandangan dari puncak Kerinci sangat indah akan membayar lunas keletihan pendakian. Kita bisa melihat hamparan Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh yang berada diatas puncak Gunung Tujuh. Di bagian selatan terlihat Lubuk Gadang dan Muara Labuh dan di arah barat terlihat Samudera Hindia. Dalam hati saya berjanji. Gunung Kerinci harus saya tapaki. Persembahan sinyal bagus xl bagi Negeri bagi negeri
Letusan Gunung Anak Krakatau Tidak Berbahaya Sabtu, 30 Oktober 2010 | 19:26 WIBBesar Kecil Normalfoto Gunung Anak Krakatau mengeluarkan benda material panas saat letusan pada 30 Oktober 2007 lalu. Dok.TEMPO/Arie BasukiTEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar menilai aktivitas Gunung Anak Krakatau terhitung biasa dan tidak berbahaya. “Tidak akan terjadi tsunami akibat aktivitas Anak Krakatau,” katanya kepada wartawan di kantornya, Sabtu (30/10).Menurut Sukhyar, Gunung Anak Krakatau yang tumbuh kembali sejak Gunung Krakatau meletus hebat pada 1883 tersebut saat ini diibaratkan seperti bayi . Pertumbuhannya sejak 2007 diakui cukup pesat, salah satunya ditandai oleh aktivitas gunung yang melontarkan batuan dan debu vulkanik.Sejak 73 tahun silam, pertumbuhan Anak Krakatau kini mencapai 400 meter dari permukaan laut. “Frekuensi letusannya sering, tapi kecil. Erupsi besar biasanya terjadi pada gunung yang berusia ribuan tahun,” katanya.Walau di sekitar gunung tersebut tidak ada penduduk, namun Badan Geologi melarang siapa pun mendekati atau mendarat di sana. “Untuk jalur pelayaran dan penerbangan masih aman,” katanya. Kondisi seperti Gunung Anak Krakatau sekarang ini juga terjadi di Gunung Batur, Bali, dan Anak Gunung Rinjani, Segara Anakan.Sukhyar juga memastikan, tidak ada hubungan kenaikan aktivitas gunung-gunung lain dengan letusan Gunung Merapi sekarang ini karena kantong-kantong magma setiap gunung terbentuk mandiri. “Juga tidak ada hubungan gempa Mentawai dengan letusan Merapi,” ujarnya.Saat ini dari 68 gunung aktif atau di atas normal di Indonesia, ada 19 gunung yang berstatus waspada, 2 gunung siaga, dan 1 yaitu Gunung Merapi dalam status awas. Kedua gunung berstatus siaga itu menurut Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Agus Budianto, adalah Gunung Ibu di Halmahera, dan Gunung Karangetang, Sulawesi Utara.Adapun yang berstatus waspada diantaranyaGunung Seulawah Agam (Aceh), Sinabung (Sumatera Utara), Talang (Sumatera Barat), Kerinci (Jambi), Papandayan (Jawa Barat), Slamet (Jawa Tengah), Bromo (Jawa Timur), Batur (Bali), Rinjani (Nusa Tenggara Barat), dan Gamalama (Maluku Utara).Walau begitu, masyarakat dan petugas pengelola wisata atau penjaga gunung juga harus mewaspadai gunung-gunung yang tidak aktif, terutama di kawasan kawahnya karena semburan gasnya bisa melebihi batas dam mematikan orang. “Jangan sampai kejadian di Gunung Salak, Bogor, pada 2007 terulang,” ujarnya
eXTReMe Tracker
eXTReMe Tracker