Fase Pandemi Flu Babi

urutan atau Fase Pandemi Flu Babi  WHO menaikkan fase flu burung dari 4 menjadi 5. Ini berarti kurang satu fase lagi flu babi menjadi wabah global. Apa maksud dari fase-fase itu?

Berikut penjelasan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes RI Prof Tjandra Yoga Aditama tentang fase pandemi suatu penyakit, Kamis (30/4/2008):

Fase 3, kasus sporadik atau kluster kecil, penularan antar manusia terbatas (misalnya pada kontak amat erat), tidak ada penularan berkepanjangan di masyarakat, tidak jelas apakah akan terjadi pandemi.  

Fase 4 , jelas ada penularan antar manusia, telah terjadi KLB di masyarakat (community-level outbreaks). Kemungkinan penularan berkelanjutan menjadi meningkat dan risiko terjadinya pandemi juga makin meningkat secara bermakna.  

Fase 5 ditandai dengan penularan antar manusia yang menyebar pada setidaknya 2 negara di dalam satu region WHO. Fase 5 adalah signal kuat bahwa pandemi sudah mengancam dan merupakan waktu untuk menyempurnakan organisasi dan komunikasi dan mengimplementasikan rencana mitigasi yang ada. 

Fase 6, adalah fase pandemi, di mana sudah terjadi KLB juga juga di setidaknya satu negara lain di luar region WHO yang tadi sudah terkena di fase 5. Kalau sudah ada deklarasi fase 6 maka artinya pandemi sedang berjalan.
Warga As diserang Flu Babi Dua kasus misterius flu babi pada manusia telah ditemukan di wilayah Imperial dan San Diego di Southern California, AS.

Seperti dilaporkan Los Angeles Times, Rabu (22/4), petugas kesehatan lokal, negara bagian dan federal telah melakukan penyelidikan guna menemukan sumber kasus itu. 

Seorang gadis yang berusia 19 tahun di Imperial County dan anak laki yang berusia 10 tahun di San Diego County diidentifikasi terserang virus tersebut. Namun tak seorang pun perlu dirawat di rumah sakit dan keduanya telah pulih. Demikian dilaporkan surat kabar tersebut, yang mengutip beberapa pejabat kesehatan.

Kasus itu membuat bingung pejabat kesehatan karena tak seorang pasien pun telah melakukan kontak dengan babi atau satu sama lain, dan rangkaian flu tersebut tak pernah dilihat di Amerika Serikat.

Beberapa pejabat mengatakan tak ada petunjuk virus tersebut menyebar. "Kita tak menghadapi wabah," kata Dr. Wilma Wooten, pejabat kesehatan di San Diego County. Anggota keluarga dan orang lain yang mengenal kedua pasien tersebut sedang diwawancarai dan diperiksa.

Meskipun penyakit tersebut biasanya mengakibatkan gangguan pernafasan pada babi, flu babi jarang menyerang manusia. Hanya 12 kasus lain infeksi pada manusia telah dideteksi sejak 2005, demikian data dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDCP). Dari ke-12 kasus tersebut, 11 pasien telah melakukan kontak dengan babi. Gejala penyakit itu meliputi demam, lesu, batuk dan kurang nafsu makan. Kasus ini terbilang langka. Karena, menurut CDCP jarang ada catatan mengenai kasus penularan kasus flu babi dari manusia ke manusia.
Flu Babi Berpotensi Berkembang di Indonesia, makanya hati hati tidak usah makan daging babi, udah jelas haram kan

KOMPAS.com — Flu babi yang menular ke manusia berpotensi berkembang di Indonesia. Namun, hampir dapat dipastikan keganasan flu babi Meksiko di bawah flu unggas yang telah mewabah di Indonesia.

Kepala Laboratorium Flu Unggas Universitas Airlangga CA Nidom mengatakan, flu babi sebenarnya sudah lazim. Penyakit dengan virus H1N1 di Indonesia sudah ada sejak dulu. Subtipe di Indonesia atau H1N1 klasik tidak berbahaya. "H1N1 tipe Meksiko yang dikenal sebagai flu babi sekarang inilah yang berbahaya," katanya di Surabaya, Selasa (28/4).

Berdasarkan riset Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, H1N1 tipe Meksiko diduga kuat gabungan flu unggas, flu babi, dan flu manusia. Virus kemungkinan berubah di tubuh babi.

"Sejak 2005, saya sudah melontarkan hipotesis ini. Saya sudah khawatir ini bakal terjadi. Akhir tahun lalu saya kembali mengingatkan potensi bahaya ini. Namun, sebagian kalangan masih menentang," ujarnya.

Virus yang berubah di tubuh babi lebih mungkin menular ke manusia. Pasalnya, manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia.

"Secara teoretis, virus di unggas tidak bisa langsung ke mamalia seperti manusia. Harus ada perantara mamalia lain dan itu kemungkinan besar babi," katanya.

Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. "Kalau ini terjadi, dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus," ujarnya.

Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. "Jika menyimak penjelasan di AS, ada kemungkinan reassortan (penyusunan ulang)," ujarnya.

Jika hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan flu babi bisa berkembang di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah banyaknya peternakan ayam dan babi yang berdekatan. "Sejak flu unggas merebak, saya sudah mengemukakan pentingnya menata ulang peternakan," tuturnya.

Namun, di sisi lain, keganasan H1N1 tipe Meksiko tidak seperti H5N1. Dari sekitar 1.500 kasus di seluruh dunia, baru 150 berakhir dengan kematian. "Virus ini cepat menyebar, tetapi daya rusaknya rendah. Sebaliknya H5N1 lambat menyebar. Namun, daya rusaknya amat tinggi," ujarnya.

Kurang dari sebulan, H1N1 tipe Meksiko sudah menjangkiti ribuan orang. Sementara dalam tiga tahun, kasus H5N1 hanya tercatat sekitar 300 kasus di seluruh dunia. "Saya khawatir kalau hasil penyusunan ulang menghasilkan virus cepat menular dan daya rusaknya tinggi. Syukur sejauh ini belum menunjukkan tanda ke sana," ujar Nidom


Flu  - Babi  Ketakwaan
Oleh: KGS. Alfa Riza*


Belakangan ini kembali dunia diguncangkan oleh wabah
mematikan bernama Flu
Burung selang tak lama sebelumnya juga sempat
terdengar luas dampak
tersebarnya penyakit mematikan bernama SARS terhadap
perekonomian negara-negara asia,
dan untuk persitiwa terkini tidak tanggung-tanggung
gelombang wabah ini
disinyalir juga telah merambah bumi pertiwi Indonesia,
yang 80% lebih penduduknya
memeluk agama Islam sekaligus mengukuhkannya sebagai
negara dengan populasi
muslim terbesar di dunia.


Untuk mengetahui seluk beluk Flu Burung dan
korelasinya dengan binatang
bernama babi, saya mencoba mengulas dengan singkat
aspek tadabur ilmiyah yang
bisa kita ambil bersama ketika melihat
fenomena-fenomena alam yang terjadi
(ayat-ayat kauniyah).


Sebagian besar ulasan ini adalah terjemahan singkat
dari makalah seminar
„Virusinfektionen : Respirationstrakt, Nervensystem,
Haut“ oleh para mahasiswa
jurusan Ilmu Virus (Virologie) di Universitätklinikum
Heidelberg, Jerman.


Untuk diketahui bahwa virus yang menyerang saluran
pernapasan ada beberapa
macam, diantaranya dibagi dalam 3 kategori yaitu:
1.      Grippale Infekt (Influenza biasa disertai
demam) : Rhino Virus, Corona
Virus, Adeno Virus.
2.      Infeksi virus yang menyerang anak-anak :
Parainfluenza Virus, Respiratory
Syncytial-Virus.
3.      Influenza (Virusgrippe) : Influenza Virus.


Dimana penyakit yang disebabkan oleh virus-virus
kategori 1. dan 3. terdapat
beberapa perbedaan, antara lain :
1.      Organ yang diserang oleh virus-virus kategori
no. 1 meliputi hidung dan
tenggorokan, sedangkan virus kategori no. 3 menyerang
seluruh organ.
2.      Tahap awal penyakit akibat virus kategori no
1. lazimnya perlahan lahan
dan bertahap, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh
virus kategori ke 3.
adalah secara spontan
3.      Suhu badan si penderita yang terinfeksi virus
kategori no 1. lazimnya
perlahan-lahan naik sampai 38°C. Sedangkan penderita 
penyakit akibat virus
kategori no. 3 panasnya relativ tinggi hingga melewati
38° sampai 41°C
4.      Dan yang paling membedakan adalah penyakit
akibat virus no. 1 jarang
disertai dengan komplikasi, namun penyakit akibat
infeksi virus kategori no. 3
disertai dengan bronchitis, pneumonie, otitis media,
biokarditis.


Di Jerman sendiri menurut makalah seminar tersebut 4
hingga 5 juta orang
terinfeksi virus influenza setiap tahunnya dan sekitar
15.000 di antaranya
meninggal dunia. Masih menurut penelitian yang sama
kasus penyakit ini paling
sering timbul di antara bulan J anuari dan Februari
setiap tahunnya.


Sejarah juga mencatat bahwa pada tahun 1918-1919 di
Spanyol 20 hingga 50
juta orang meninggal dunia akibat influenza, di Asia
pada tahun 1957-1960
kira-kira 1 juta orang meninggal akibat juga akibat
influenza.


Apakah itu influenza?
Morfologie dan stuktur virus influenza
Virus influenza berasal dari Famili Orthomyxovirida.
Virus ini berdiameter
80  120 nanometer. Di dalamnya mengandung RNA yang di
kelilingi oleh lapisan
Nukleoprotein. Lapisan luarnya terdiri atas lipida
yang terdiri atas
Haemaglutinin (H: H1,H2 etc.) dan Neuraminidase (N:
N1,N2 etc.). Pada Influenza A di
lapisan luar terdapat tambahan Ionenkanal-Protein M2.


Macam-macam Virus Influenza:
1.      Influenza A: Virus yang paling sering muncul,
sangat variable
(bervariasi, dapat bermutasi): antigenetic drift and
shift.
2.      Influenza B: Perantara virus ini hanya
manusia, lebih sedikit variable di
banding virus A.
3.      Influenza C: jarang, hanya terjadi pada
manusia, infersi yang tidak
berbahaya, inapparent


Antigen terbukti terdapat pada Rachenabstrich (reak)
dan Nasensekret
(ingus). Virus Influenza dapat bervariasi (bermutasi)
tergantung pada organisme yang
akan diserang. Dan ini akan membuat sistem pertahanan
tubuh kita bekerja
keras untuk melawan virus yang beragam ini.


Simplifikasinya dgn contoh, misal ada 2 jenis virus,
yang pertama adalah
virus yang mengandung H1 dan N1 dan yang terakhir
virus yang mengandung H5 dan
N2 di lapisan terluarnya. Dari 2 jenis virus (H1N1 dan
H2N5) tersebut akan
timbul jenis virus baru melalui mutasi (proses
perubahan selaput luar protein
dari virus secara perlahan) yang dikenal dgn proses
antigen-drift. Dalam hal
ini epidemi (penyebaran penyakit dalam sebuah populasi
secara massal) sangat
mungkin terjadi. Sedangkan melalui proses reassortment
(proses perubahan
selaput luar protein dari virus secara radikal) yang
dikenal dgn antigen-shift,
akan timbul jenis virus baru (H5N1) hasil silang dari
2 jenis virus diatas (H1N1
dan H2N5) yang memungkinkan timbulnya pandemi (epidemi
dalam ruang lingkup
lintas negara atau dunia). 


Virus jenis seperti yang terakhir disebut di atas
(H5N1) --yang timbul dari
proses reassortment-- akan kita bicarakan lebih
lanjut, karena virus
influenza yang akhir-akhir ini menjadi pandemi di
Hongkong, Vietnam dan di
negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia muncul
karena proses tersebut. 


Menurut penelitian Universitätsklinikum Heidelberg,
virus influenza A pada
unggas (H1N1 thn 1979) dan virus influenza A pada
manusia (H3N2 thn 1968)
berubah bentuk dengan proses reassortment genetik yang
berlangsung di dalam tubuh
b abi. Dalam perkembangannya, babi menjadi hewan
perantara virus influenza A
tersebut (Reassortants 1985-1989). Maka dari situ
muncullah jenis virus baru,
yang mutan dan immun terhadap segala macam serum yang
kita miliki. Virus
jenis baru ini tentu saja patogen (merugikan) pada
manusia dan hewan. Jenis
virus baru ini sekarang kita kenal dengan virus SARS
dan virus Flu Burung yang
belakangan ini menyebabkan kematian pada manusia. 



Ibroh (Pelajaran)


Dari penerangan di atas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa babi merupakan
perantara (Reassortants) penyakit-penyakit gawat yang
timbul belakangan ini.
Suatu hasil penelitian di Swiss mengatakan jenis
kromosom yang ada pada
tubuh babi mirip dengan kromosom yang ada pada tubuh
manusia, sehingga dengan
mudahnya suatu virus mengubah bentuk dengan melalui
proses reassortment menjadi
sebuah varian virus baru yang immun terhadap segala
macam serum. Dalam ilmu
kedokteran di Jerman hewan babi juga dikenal dengan
sebutan „Bioreaktor“ utk
berbagai macam virus.


Alhamdulillah sebagai seorang muslim kita sudah
mengetahui sejak dulu bahwa
Allah melarang kita memakan babi. Dari sini kita dapat
mengambil hikmah
mengapa kita tidak boleh menjadikan hewan babi sebagai
makanan. Bertambahlah satu
bukti kebenaran Al-Quran yang diturunkan kepada
Rasulullah saw. 1400 tahun
yang silam. Kebenaran Al-Quran ditunjukkan Allah
kepada umat manusia baik itu
muslim maupun non-muslim, bahwa babi adalah penyakit.
Penyakit dalam arti
penyebar penyakit, penyebab penyakit badan, atau pun
penyakit dalam hubungannya
dengan kelakuan manusia yang mengkonsumsinya. Seperti
yang bisa kita lihat
belakangan ini, manusia yang berkelakuan seperti babi
yaitu free sex, pesta sex
(orgy), gonta ganti pasangan, bahu membahu untuk
menggauli wanita, mencari
rejeki di tempat-tempat yang kotor dan lain
sebagainya. 


Satu lagi kabar dari Jerman, Armien Meiwes sang
kanibal dari Rottenberg,
yang menghabisi nyawa sekaligus memakan lahap jasad
pasangan homosexualnya,
mengatakan dalam surat kabar Jerman “Hamburger
Abendblatt“ tanggal cetak 5
januari 2004, bahwa dia tdk menemukan perbedaan cita
rasa antara daging manusia dan
babi. Na’udzubillahi min dzalik. 


“Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat bukti-bukti yang
nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.“
(QS Asy Syu’araa’ : 174)
“Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah)
sesudah datang kepadamu
bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya
Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.“ (QS Al Baqarah : 209)


Semoga tulisan diatas semakin menambah keimanan kita
sebagai muslim, dan
mampu menjadi bukti kebenaran Al Islam bagi
orang-orang yang belum beriman.


Wallahu’allam bishshowab
Hannover (Jerman), 30 Januari 2004


*) Penulis adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan
Tekhnologi Pangan dan
Persusuan Fachhochschule Hannover, Jerman. Koordinator
Media dan Informasi
Keluarga Muslim Hannover (KMH) Jerman

Prodi : PGSD FKIP
Kode Matakuliah :
Nama Matakuliah : Pendidikan Seni Tari dan Drama
Jumlah SKS : dua
Semester : VII

Diskripsi Matakuliah
Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual serta kecerdasan intelektual, adalah bagian pendidikan yang harus dapat dibelajarkan secara seimbang kepada siswa. Pendidikan seni akan mampu memberikan andil dalam rangka mencerdaskan emosional dan spiritual. Memalui olah rasa serta pengalaman berolah seni dalam bentuk latihan, mencipta, berkreasi serta berwawasan multucultural, yang melibatkan kognitif, afektif serta psikomotorik secara total, juga akan melibatkan semua aspek jiwa seperti kecerdasan, kemauan, kebiasaan berdisiplin dan lain-lainnya. Kontribusi inilah yang secara tidak langsung akan membantu menuju terbentuknya kepribadian manusia yang utuh. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran adalah salah satu bagian yang harus dipersiapkan dan ditingkatkan kemampuannya. Matakuliah ini akan memberikan pemahaman mendasar berkait dengan konsep seni, keluasan wawasan seni serta kemampuan praktikal sebagai kesiapan guru.

Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, konsep tari, mampu memperagakan ragam tari pada tataran bener dan resik, serta mampu menyusun dan atau membuat susunan koreografi/ drama

No
Kompetensi Dasar
Indikator
Pengalaman Pembelajaran
Materi Ajar
Waktu
Sumber bacaan/ Alat
Pernilaian
1
Memahami konsep-konsep dasar seni tari, medium pokok, medium bantu tari
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
1. Menjelaskan konsep-konsep tari
2. Menjelaskan medium pokok tari
3. Menjelaskan medium bantu tari
1. Mengkaji konsep tari
2. Mendiskusikan berbagai medium tari

Pengertian tari
Tari dan akar masa lampau
Gerak dalam tari
Tata Rias dan Busana
Musik tari
Property Tari
100'
SD Humardani, Masalah-masalah Dasar Pengembangan Seni,
Soedarso SP. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni

Edi Sedyawati. Budaya Indonesia; Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah


Claire Holt, Art in Indonesia : Continuity and Change,


Alat : Laptop, LCD

Test Portopolio, Penugasan,
2
Memahami ragam-ragam tari Nusantara
Setelah menyelesaikan matakulih ini, mahasiswa mampun
1. Menjelaskan ciri-ciri tari tradisi
2. Menjelaskan ciri-ciri tari Rakyat
1. Mengkaji dan mendiskusikan klasifikasi tari tradisi dan tari rakyat







Bentuk tari tradisi
Struktur tari Tradisi
Fungsi tari Tradisi
Bentuk tari
Rakyat
Struktur tari Rakyat
Fungsi tari Rakyat

100'
Rustopo. Seni Pertunjukan Tradisi Jawa
I Wayan Dibia dkk
Tari Komunal; Buku Pelajarn Kesenian Nusantara
3. Soedarsono. Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Traditional di Indonesia.
4.James Brandon, “Seni Pertunjukan di Asia Tenggara”. Terj RM. Soedarsono
5.Soedarsono.Tari-tarian Indonesia I

Alat: Leptop, LCD

Test. Pengamatan
Penugasan
3
Memperagakan ragam tari Anak pada tataran bener dan resik

Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa
1. Mengetahui latar belakang tari
2. Meperagakan jenis tari anak-anak (putri) pada tingkat bener dan resik.











Meragakan, merasakan, melakukan ragam tari anak (putri)














1. Menjelaskan latar belakang tari anak (putri)
2. Memperagakan tari anak (putri) bagian awal
3. Memperagakan tari (putri) bagian tengah
4. Memperagakan tari (putri) bagian Akhir
5. Mampu memperagakan tari putri secara utuh


200'
Clara Brekel-Papenhuyzen, Clasical Javanese Dance.
Dwi Wahyudiarto, dkk. Joged Tradisi Gaya Surakarta

Alat : Tape Recorder, CD iringan tari, peralatan tari

*Ruang praktik
Non Test
Penugasan
4
Memperagakan ragam tari Anak pada tataran bener dan resik

Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu
1. Mengetahui latar belakang tari
2. Meperagakan jenis tari anak-anak putra pada tingkat bener dan resik


1. Meragkan, merasakan, melakukan ragam tari anak (putra)
1. Menjelaskan Latar belakang tari anak (putra)
2. Memperagakan tari (putra) bagian awal
3. Memperagakan tari (putra) bagian tengah
4. Memperagakan tari (putra) bagian Akhir
5. Mampu memperagakan
tari (putra) secara utuh

200’
Clara Brekel-Papenhuyzen. Clasical Javanese Dance.
Dwi Wahyudiarto, dkk. Joged Tradisi Gaya Surakart.


Alat : Tape Recorder, CD iringan tari, peralatan tari




*Ruang praktik
Non Test
Penugasan
5
Memahami dan menyusun skenario koreografi/ drama secara kreatif – inovatif

Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa mampu menyusun skenario koreografi/drama secara kreatif dan inovatif pada tingkat dasar
Mendiskusikan garap konsep koreografi/ dramaturgi
Membahas garap isi dan garap bentuk
Membahas alur garapan
Membahas meduim pokok dan medium bantu




Konsep garapan isi dan bentuk
Alur garapan
Garap medium (gerak, suara, kata, serta medium bantu)
100'

Suyatno Anirun, 2002, Menjadi Sutradara. Bandung: STSI Press.


Desmond Morris, Manwatching, A Field Guaide to Human Beharvior

Jacqueline, Smith. Komposisi Tari, Terj. Ben Suharto

Sumandiyo Hadi. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok


Alat; Laptot, LCD

Non test
Penugasan
6
Memahami evaluasi pembelajaran seni
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu membuat model evaluasi pembelajaran seni.
Mampu mengaplikasikan evaluasi hasil pembelajaran seni
Mengkaji komponen serta kisi-kisi instrumen pernilaian pembelajaran seni
Mengaplikansikan instrumen evaluasi dalam kekaryaan seni
Instrumen pernilaian
Kisi-kisi pernilaian
Model-model pernilaian
Garapan tari / drama

200'
Noehi Nasoetion. Penilaian Hasil Belajar
Prasetya Irawan. Evaluasi Proses Mengajar
Asmawi Zainul. Alternatif Assesment.
Tayangan Pertunjukan tari dan teater

Alat : Laptop, LCD.

Test, Penugasan
7
Memahami tata panggung dan konsep pemanggungan
Seteleh menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar pemanggungan
1. Mendiskusikan konsep-konsep dasar pemanggungan.
2. Mendiskusikan elemen-elemen panggung
3. Membahas tata artistik ruang panggung pertunjukan

Konsep-konsep dasar skenografi


Elemen-elemen panggung


Tata cahaya


Komposisi penataan elemen visual/unsur rupa


Tata artistik ruang pentas

100'

Francis D.K. Ching, 2000. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Jakarta: Erlangga.


Mikke Susanto, 2004 Menimbang Ruang Menata Rupa,


Ags. Arya Dipayana (ed), t.th. Warisan Roedjito. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.


Pramana Padmodarmoyo, 1988. Tata dan Teknik Pentas


Dedi Supriadi, 1994. Kretivitas, Kebudayaan dan Perkembangan


Test

Non test (pengamatan, assessment kinerja, porto folio)
8
Menyusun Pertunjukan Tari / drama
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu menyusun koreografi tari/ drama pada tataran dasar
Menyusun serta menyajikan karya pertunjuan tari/drama
Konsep garapan isi
Konsep garapan bentuk
Konsep tata panggung
Skenario garapan
Konsep rias busana
Konsep medium bantu
Penyajian karya
400'

Harimawan:Diktat Dramaturgi,


Dewi Kristiyanti, Tata rias dan Busana,.


Murgiyanto, Seni Menata Tari.


Djen Moch. Soerya Pranata, Tata Rias Wajah Siang, Sore, Malam, Panggung dan Fantasi.


Humardani,dkk. Perbendaharaan Gerak Tari Gaya Surakarta,


Suyatno Anirun, 2002, Menjadi Sutradara.


Desmond Morris, Manwatching, A Field Guaide to Human Beharvior


Sumandiyo Hadi. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok


Non Test
Peragaan


Surakarta 10 Juli 2008

Dwi Wahyudiarto, S.Kar., M.Hum
2 0 6 N A T I O N A L E D U C A T I O N A L T E C H N O L O G Y S T A N D A R D S F O R S T U D E N T S
NETS
PERFORMANCE
INDICATORS
GRADES 9–12
SOCIAL
STUDIES
STANDARDS
Population Growth and Urban Planning
Social Studies
Secondary Grades 9–12
2 0 6
Purpose
World population growth is a major global issue, particularly in large cities where populations increase
exponentially. What are the results of rapid population growth in cities? What changes must occur to
accommodate growing populations? What are the major causes and effects of this growth?
Description
This Internet-based learning activity challenges the student to find sources online and elsewhere that describe
real-world population dilemmas. Online resources can include free sites as well as subscription sites for
newspapers and magazines. The activity can be altered to address different cities and regions worldwide. In
preparation for the lesson, the teacher should identify local experts and Internet sites. It is not necessary to
complete all of the activities for the lesson to be successful. Many activities can be altered to become grade-level
appropriate.
Activities
 In class, students discuss the following terms and their definitions: zero
population growth, population density, demographics, urban sprawl, census,
immigration, migration, infrastructure, population booms (list causes),
megacities, birthrate, death rate, fertility rate (FR), growth rate, natural
increase, and net increase. Each student starts a glossary, which they can add
to and use as a reference.
 In small groups, discuss problems that may occur as a result of a city being
heavily populated. One student records the answers on the board to be
transcribed later using word-processing software. Each student chooses a
different problem to research and formulates solutions. Discuss the ways in
which technology affects population growth. In what ways might technology
help solve problems that already exist?
Search the Internet for newspaper and magazine articles that address
the issue of rising population density. One example can be found in the
Associated Press article “Tokyo to Use Underground Technology” (July 6,
1998). What is Tokyo’s solution to the problem of lack of space? What are
the benefits to this solution? What problems are developers experiencing
as they implement this solution? Is this a case in which population growth
has been changed by technology? After reading several pertinent articles,
students discuss different ways that population problems are solved.

In small groups, students explain the situation in Tokyo using the terms
listed in the first activity. Students can use an almanac, the Internet, or other
resources to find statistics to support their positions. Students find the same
statistics for 10, 20, and 50 years ago and compare them to more recent
figures. What do students notice? They record their answers. Small group
discussions between students are appropriate.
II, III
II, III, VIII 1, 3
VII, IX 2, 7, 8
II, III, VI, X 8
S E C T I O N 3 • C U R R I C U L UM I N T E G R A T I O N • S O C I A L S T U D I E SNETS
PERFORMANCE
INDICATORS
GRADES 9–12
SOCIAL
STUDIES
STANDARDS
Students identify the most heavily populated cities in America. How do these
populations compare with Tokyo’s? What are some problems these cities are
experiencing as a result of their large populations?
Students trace development and population changes in the last 100 years in
their own town or city. How has the population changed? How has the town
or city changed to accommodate it? Students use maps, newspaper articles,
the historical society, and local museums for their research. Ask someone
who has lived in the town for many years to describe the changes he or she
has seen. Contact a historian, obstetrician, demographer, or other population
expert to comment on changes he or she has seen. Identify the reasons for
changes in population (Is it birthrate? Death rate? Migration? etc.) Use as
many terms from the glossaries as possible.
 This activity can be completed in small groups with assigned roles or
individually. Using city simulation software such as SimCity 3000, students
create a city and track its growth over 10, 100, and 1,000 years. What
attracts individuals to cities? Students act as urban planners and produce a
page layout document or poster of regulations for big city land developers
to follow as they dig 330 feet into the ground.
 Using word-processing software, students write a one-act play, poem, or
short story about the quality of life in Tokyo in the year 2050. Based on
current growth trends, what is the population? What is the standard of
living? How is the population being accommodated? If possible, students
include statistics in a spreadsheet to document their findings.
 Students prepare an on-screen computer presentation with a multimedia
program, or a Web page, based on the problem they researched in the
second activity. Include visual aids such as graphs, drawings, photographs
from magazines, and so on. Students should include the solution they have
come up with. Discuss with the class the viability of their solutions.
Have students imagine they are urban planners for a town in the year 2050.
They describe the way their town looks right now, then develop a plan for
modifying the infrastructure and social services to suit the population in
the year 2100. Students create drawings of what the city looks like now
and what it looked like before, and what it might look like in 50 years.
They justify the placement of resources, living spaces, and recreational areas
in 2050.
Students brainstorm what new careers might exist in the future. What
career areas will need the most employees? Which ones might disappear
altogether? Students develop career profiles for areas that will have heavy
needs in the next 20 years. Students identify these areas and devise a career
path to prepare themselves for one of these careers.
N A T I O N A L E D U C A T I O N A L T E C H N O L O G Y S T A N D A R D S F O R S T U D E N T S 2 07
SECONDARY GRADES 9– 12 • POPULAT ION GROWTH AND URBAN PLANNING
II, VIII 7, 8
II 7, 8
II, III 7, 8, 9
II 7, 8
II, X 10
II, III, X 8, 9, 10
II, VIII 12 0 8 N A T I O N A L E D U C A T I O N A L T E C H N O L O G Y S T A N D A R D S F O R S T U D E N T S
Tools and Resources
S O F TWA R E :
 Web page creation, word-processing, spreadsheet, database, desktop-publishing
WE B S I T E S :
MIT Digital Communities—Urban Planning and Design in Cyberspace:
http://alberti.mit.edu/arch/4.207/homepage.html
CLRnet (The Centre for Landscape Research InterNetwork):
www.clr.toronto.edu/
MAXIS Corp. Simulation Home Page:
www.maxis.com/
Occupational Outlook Handbook:
http://stats.bls.gov/ocohome.htm
Census Bureau:
www.census.gov/
 Paid subscription services:
NewsBank:
www.newsbank.com/
UMI Proquest Direct:
www.umi.com/
Electric Library:
www.elibrary.com/id/101/101/
O T H E R :
 Almanac, historical society, museums, demographer, historian, U.S. Census Bureau
S E C T I O N 3 • C U R R I C U L UM I N T E G R A T I O N • S O C I A L S T U D I E SN A T I O N A L E D U C A T I O N A L T E C H N O L O G Y S T A N D A R D S F O R S T U D E N T S 2 0 9
SECONDARY GRADES 9– 12 • POPULAT ION GROWTH AND URBAN PLANNING
Assessment
Each of the activities can be assessed based on individual rubrics. Many of the activities lend
themselves to rubrics that can be collaboratively authored by students and teachers.
An excellent tool for assessing general research skills on the Internet can be found at
www.isd77.k12.mn.us/resources/dougwri/Rubint.htm. This was developed by Doug Johnson,
District Media Supervisor, Mankato Public Schools, Mankato, Minnesota (palsdaj@vax1.mankato.
msus.edu).
For Web page design assessment, the Lansing School District of Lansing, Michigan, offers the
following instrument: http://scnc.lsd.k12.mi.us/~bmorrow/rubric.htm.
A good tool for assessing multimedia has been developed by The Learning Space. This can
be found at www.learningspace.org/. The instrument can be found at www.learningspace.org/
instruct/lessons/pst4.html.
Credits
This lesson is an adaptation of a lesson called “Population Growth.” The original lesson can be
found on Newsbank’s InfoWeb (see Tools and Resources).
Roland Garcia, Technology Coordinator, Grossmont High School Didtrict, El Cajon, California
(rgarcia@grossmont.k12.ca.us)
Comments
While working at O’Farrell Community School, my students successfully designed and developed
cities. This was before the Internet had reached its present level of sophistication. My students
created cities and then tracked the success of their cities with spreadsheet software and written
logs of expenditures, population growth statistics, and urban planning.
1

Urban growth and territorial dynamics in Spain (1985-2001): A spatial
econometrics analysis
*

José M. Mella-Márquez
jose.mella@uam.es
Coro Chasco-Yrigoyen
coro.chasco@uam.es
Universidad Autónoma de Madrid

ABSTRACT
The study of the territorial/regional development in Spain has nowadays a relatively long

tradition, but from the point of view of cities development the number of studies and
documents decreases drastically. This paper tries to improve the knowledge of the Spanish
urban system. The aim of this paper is twofold: firstly, to determine the factors that explain
the urban growth of Spanish cities; secondly, to observe the cities situation in terms of
“winners” and “losers” after the long period of integration of Spain in the EU. A spatial
conditional β-convergence equation is specified and the Durbin-Wu-Haussman exogeneity
test is used to check on the existence of simultaneity between urban growth and the control
variables. The classic problems of spread and backwash are studied by including a spatial
autoregressive term and spatial regimes –convergence clubs- in the growth model.
Key words: urban growth, Spanish cities, conditional β-convergence, endogeneity, Durbin-
Wu-Haussman, spatial autocorrelation, spatial heterogeneity, convergence clubs.
JEL classification: C21, C31, C51, D14, O18, R11


*
Research partially supported by the “Instituto de Estudios Fiscales” and “Universidad Autónoma de Madrid”
(Spain). We would like to thank Julie Le Gallo for helpful discussions relating to certain issues considered in
this paper. We also appreciate the collaboration of Esteban Sanromá and Raúl Ramos, who have provided us
with some valuable data. Earlier versions of this paper were presented at the Regional Science Association
International World Congress at the PE Technikon, Port Elisabeth (South Africa) in April, 2004, Regional
Economic Applications Laboratory seminars at the University of Illinois at Urbana-Champaign in August 2004
and the First Seminar in Spatial Econometrics at the University of Zaragoza (Spain) in October 2004. 2
I. INTRODUCTION
The study of the territorial/regional development in Spain has nowadays a relatively
long tradition, especially since the birth in the early eighties of the Autonomous
Communities (“Comunidades Autónomas”) or regions, considered as NUTS II in Eurostat
nomenclature. There are plenty of articles and books written about the Spanish regional
development, and in general they can be considered as a rich economic literature. But when
one looks at the regional development topic from the point of view of cities, there are only a
few documents and the studies are very scarce (Trullén, 2002; Trullén et al., 2002;
Viladecans, 2002; Mayor and López, 2003). This paper tries to improve the knowledge of
the Spanish urban system and boost the urban studies in a country that has experienced a
fast urbanization process within the last four decades. It is evident that at the international
level this topic has received much more attention (in the EU, Cheshire, 2002; in the USA,
Henderson, 1986, 1995; Glaeser et al., 1992, Glaeser, 1998, among many other good
references).
In fact, our intention is to test the same hypothesis formulated by Cheshire (2002):
“The integration of Europe favours the core regions at the expense of the peripheral ones
(…) removing protection as a result of economic integration works to the relative
disadvantage of backward, peripheral regions and favours advanced core regions” (pp. 213).
Several analysis have been presented in the literature (from Clark et al., 1969 to Venables,
1996) that employing very different methodologies, converge on the 19th-century economic
geographer’s conclusion that “the best protection for a backward region is a bad road”,
interpreting “road” broadly as a shorthand for “costs of doing trade”, including all transport
costs and tariff and non-tariff barriers. On the other point, there are two exceptions in
Steinle (1992) and Cheshire and Carbonaro (1996) that reach to the conclusion that the
strongest gains from integration would continue, over time, to spread outwards from the
core to the near periphery: for example, to Catalonia, Valencia, the Ebro valley and to the
south and east of England.
In this paper, we analyse the performance of the 122 main Spanish cities (province
capitals and those with more than 50,000 inhabitants) in terms of per capita GDP. The
analysis period starts just before the Spanish adhesion to the EU in 1985 and ends in the
year 2001, for which we have available data. As a result of this analysis we can also
conclude that, in the group of main Spanish cities, there has been a significant spread from
the core to the near periphery in terms of economic development during the EU integration 3
period. In fact, if in 1985 the core was located in the northern and eastern cities, as well as
in Madrid and some nearby metropolitan towns, by 2001 there has been a shift towards
some near periphery cities, especially in the Castilian ones surrounding Madrid (Avila,
Ciudad Real, Cuenca, Salamanca, Segovia, Valladolid, etc.).
Therefore the aim of this paper is twofold: firstly, to determine the factors that
explain the urban growth of Spanish cities; secondly, to observe the situation of cities in
terms of “winners” and “losers” after a long period of integration of Spain in the EU or at
least how is the pattern of Spanish cities like after a period of Economic and Monetary
Union -Single European Market and Euro- impact. For the former, we estimate a β-
convergence model and spatial effects are tested with spatial econometric techniques. And
for the later, we also use exploratory spatial data analysis (ESDA).
We use the formal tools of spatial econometrics to identify and include the relevant
spatial effects in the estimation of the appropriate income growth model. In effect, in spatial
cross-sectional contexts, it is almost inevitable to test for the presence of spatial spillovers.
Spatial econometrics techniques, including the ESDA, are the appropriate tools to manage
with spatial dependence in the error terms.
The paper proceeds as follows: section II introduces the theoretical framework to
study the factors that explain the urban growth of Spanish cities and provides some insights
into the β-convergence model and spatial effects upon which the empirical estimations
described in the following sections rely. Section III presents the estimation of urban GDP
and exploratory spatial data analysis (ESDA) is used to detect spatial autocorrelation and
spatial heterogeneity among Spanish urban GDP data. In section IV, we present the model
and set of control variables. The estimation, testing and re-specification process of the
appropriate model is detailed in section V, in which these two spatial effects –spatial
autocorrelation and spatial heterogeneity- are included. In section VI, some economic
interpretations of the results are shown and the last section provides some concluding
remarks.
II. THEORETICAL APPROACH
This section introduces the theoretical framework to study the factors that explain the
urban growth of Spanish cities. The function that explains urban evolution in Spain could be
a cross-sectional specification of the neo-classical growth model (Solow, 1956), which is
considered as a natural starting point of the analysis of regional disparities, especially in 4
Europe (Fingleton, 2003). Although debatable, the neoclassical convergence specification
have a sound empirical track record and that is why we considered it could also be useful to
explain urban growth processes. The neo-classical model predicts that the growth rate of a
city is positively related to the distance that separates it from its steady state. That is to say,
if all urban economies are structurally identical and have access to the same technology,
they are characterized by the same steady state, and differ only by their initial conditions:
() ()
, 2
,0
,0
1
ln ln ; . . . 0,
it
ii i
i
y
yiid
ty
ε
α βεε σ
⎛⎞
=+ + ⎜⎟
⎜⎟
⎝⎠
PANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
PANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008 www.kangtatang.co.cc
Dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan
bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis
dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan
melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari
www.kangtatang.co.cc
Seperti biasa, panduan sederhana ini diperuntukan bagi tingkat pemula yang bermaksud
menginstall Distro Linux UbuntuME. Saya asumsikan anda telah menyiapkan satu buah
partisi kosong yang akan diinstall UbuntuME, dengan kapasitas minimal 10 Gb. Jika anda
merasa asing dengan Proses Pemartisian Hardisk, anda bisa menginstall UbuntuME
dalam Windows dengan aplikasi Wubi yang terdapat dalam CD/DVD Installer UbuntuME.
Perlu diperhatikan, meskipun UbuntuME dapat berjalan dengan baik pada spesifikasi
komputer P III 866 Mhz dan RAM 256 Mb, disarankan agar UbuntuME dipasang pada
komputer dengan Spesifikasi P IV keatas dengan memori minimal 512 Mb.
Baiklah, silahkan masukan CD/DVD Installer Live CD UbuntuME ke dalam drive CD/DVD
rom setelah sebelumnya anda menyetting bios agar booting pertama berubah dari HDD
menjadi CD/DVD rom drive. Tunggu sampai proses booting selesai, pada saat muncul
pilihan bahasa, silahkan pilih bahasa yang anda kehendaki lalu dilanjutkan dengan
memilih opsi Try Ubuntu without change to your komputer (Live CD), sehingga nanti anda
bisa mecoba terlebih dahulu kemampuan UbuntuME dan membatalkan proses installasi
jika ternyata anda berubah pikiran.
1
Illustration 1: Tampilan awal UbuntuME Live CDPANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
Dari tampilan gambar diatas terlihat ada sebuah Ikon yang betuliskan Install, silahkan klik
dua kali ikon tersebut.
Lanjutkan Proses Instalasi setelah anda selesai memilih bahasa yang akan anda
pergunakan dengan mengklik tombol Next.
2
Illustration 2: Opsi untuk memilih Bahsa yang akan dipergunakan
Illustration 3: Opsi pilihan lokasi dan Zona waktuPANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
Silahkan sesuaikan lokasi serta zona waktu anda, setelah selesai dengan pilihan anda
lanjutkan kembali.
Gambar diatas menunjukan opsi untuk memilih jenis papan ketik (Keyboard) yang anda
pergunakan, USA adalah pilihan standar anda tidak perlu merubahnya, lanjutkan kembali.
3
Illustration 4: Tentukan Jenis Papan ketik yang anda pergunakan
Illustration 5: Opsi untuk memilih Partisi yang akan dipergunakanPANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
Silahkan pilih partisi kosong yang telah dipersiapkan, lalu klik tombol pilihan “Partisi Baru”.
Buatlah titik kait partisi tersebut menjadi : / abaikan pilihan lain, seperti yang diperlihatkan
gambar dibawah ini :
Lalu setelah selesai anda lanjutkan lagi dengan menekan tombol OK.
4
Illustration 6: Tentukan titik kait partisi
Illustration 7: Partisi setelah selesai disettingPANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
Lanjutkan Proses Instalasi kita.
Pada pilihan ini anda diminta untuk mengisi Username dan Password anda. Silahkan buat
sesuai keinginan anda.
5
Illustration 8: Isikan nama serta password anda
Illustration 9: Opsi untuk mengimpor Dokumen dari OS lainPANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
Abaikan jika anda tidak bermaksud untuk migrasi Dokumen serta setting dari OS lain
semisal MS Windows (pilihan ini aktif jika anda memiliki OS lain yang terpasang pada
HDD anda.
Lakukan perubahan sekarang jiak ternyata ada beberapa settingan yang tidak sesuai
dengan kehendak anda, jika semuanya anda ras sudah baik-baik saja, silahkan lanjutkan
dengan menekan tombol Next.
6
Illustration 10: Pemberitahuan terakhir sebelum installasi
dimulai
Illustration 11: Proses Installasi sedang berjalanPANDUAN SINGKAT INSTALASI UBUNTU MUSLIM EDITION
by kangtatang@ymail.com – www.kangtatang.co.cc
Tunggulah beberapa saat, + 30 menit atau kurang tergantung dari spesifikasi komputer
anda. Jika proses Instalasi selesai anda akan disuguhi pilhan untuk melanjutkan sesi Live
CD atau Restart komputer. Pilih opsi restart komputer untuk memeriksa hasil Installasi
anda. Pada tampilan pertama Grub, anda akan diberikan pilihan untuk mem-Booting OS
yang anda kehendaki, pilihan pertama adalah Ubuntu ME dan akan Booting otomatis
dalam beberapa detik kemudian pada splash screen log on, anda akan diminta mengiskan
username dan password yang telah anda buat sebelumnya.
Pada tahap ini anda telah masuk kedalam window manager Gnome, default desktop
manager Ubuntu muslim edition. Silahkan sesuaikan settingan Desktop dengan selera
anda.
Selamat, Ubuntu ME telah terpasang dengan baik pada komputer anda. Salam
7
Illustration 12: Tampilan UbuntuME setelah terpasang
Illustration 13: Tampilan Desktop UbuntuME milik
saya
PENCARIAN EFEKTIF DI GOOGLE*)





EFEKTIF


AND: Mencari informasi yang mengandung kedua kata yang dicari. Bisa menggunakan salah satu dari tiga alternatif berikut:
ukiran jepara
ukiran AND jepara
ukiran+jepara


OR: Mencari informasi yang mengandung salah satu dari kedua kata. Bisa menggunakan salah satu dari dua alternatif berikut:
tahu OR tempe
tahu | tempe


FRASE: Mencari informasi yang mengandung frase yang dicari dengan menggunakan tanda “”. Contoh:
“perangkat lunak”


NOT: Hasil pencarian mengandung kata yang di depan, tapi tidak yang dibelakang minus (-). Contoh di bawah akan mencari informasi yang mengandung kata ikan tapi bukan bandeng.
ikan -bandeng


SINONIM (~): Mencari kata beserta sinonim-sinonimnya. Contoh di bawah akan membawa hasil pencarian: kendaraan (car) dan sinonim-sinonimnya.
~car


ASTERIK (*): Karakter pengganti kata. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat bisa: ayam bakar pedas, ayam goreng pedas, ayam masak pedas, dsb
ayam * pedas


TANDA TITIK (.): Karakter pengganti huruf, angka dan karakter tunggal. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat bisa: kopi, koki, kodi, dsb
ko.i


CASE INSENSITIVE: Pencarian di Google menganggap kapital dan bukan kapital sebagai sesuatu yang sama. Jadi, romi satria wahono, Romi Satria Wahono, atau RoMi SaTrIA waHoNo akan membawa hasil pencarian yang sama


PENGABAIAN KATA: Google mengabaikan keyword berupa karakter tunggal dan kata-kata berikut: a, about, an, and, are, as, at, b, by, from, how, i , in, is, it, of, on, or, that, the, this, to, we, what, when, where, which, with. Apabila kita masih tetap menginginkan pencarian kata tersebut, bisa dengan menggunakan karakter + di depan kata yang dicari (contoh: Star Wars Episode +I), atau bisa juga dengan menganggapnya sebagai frase (contoh: “Star Wars Episode I”)


I’M FEELING LUCKY: Akan membawa kita langsung menuju ke hasil pencarian pertama dari query kita


LEBIH EFEKTIF


DEFINE: Mencari definisi dari sebuah terminologi. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat adalah berbagai definisi tentang e-learning dari berbagai sumber
define:e-learning


CACHE: Menampilkan situs web yang telah diindeks oleh Google meskipun sudah tidak aktif lagi. Contoh di bawah akan menghasilkan pencarian kata php pada situs ilmukomputer.com yang ada di indeks Google.
cache:ilmukomputer.com php


LINK: Menampilkan daftar link yang mengarah ke sebuah situs. Contoh di bawah akan menampilkan daftar link yang mengarah ke situs ilmukomputer.com
link:ilmukomputer.com


RELATED: Menampilkan daftar situs yang serupa, mirip atau memiliki hubungan dengan suatu situs
related:romisatriawahono.net


INFO: Menampilkan informasi yang Google ketahui tentang sebuah situs
info:romisatriawahono.net


SITE: Menampilkan pencarian khusus di suatu situs yang ditunjuk
java site:ilmukomputer.com


FILETYPE: Menampilkan hasil pencarian berupa suatu jenis (ekstensi) file tertentu. Jenis file yang bisa dicari adalah: doc, xls, rtf, swf, ps, lwp, wri, ppt, pdf, mdb, txt, dsb. Contoh di bawah akan menampilkan hasil pencarian berupa file PDF yang mengandung keyword software engineering
software engineering filetype:pdf


ALLINTITLE: Menampilkan seluruh kata yang dicari dalam TITLE halaman. Contoh di bawah akan menghasilkan halaman yang memiliki title java programming. allintitle ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain. Gunakan intitle untuk keperluan itu.
allintitle:java programming


INTITLE: Menampilkan satu kata yang dicari dalam TITLE halaman. Contoh di bawah akan menghasilkan halaman yang memiliki title java dan isi halaman yang mengandung kata enterprise
intitle:java enterprise


ALLINURL: Menampilkan seluruh kata yang dicari di dalam URL. Contoh di bawah akan menghasilkan daftar URL yang mengandung kata java dan programming. allinurl ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain. Gunakan inurl untuk keperluan itu.
allinurl:java programming


INURL:  Menampilkan satu kata yang dicari di dalam URL. Contoh di bawah akan menghasilkan daftar URL yang mengandung kata java dan isi halaman yang mengandung kata enterprise
inurl:java enterprise


SEMAKIN EFEKTIF


Pencarian yang kita lakukan akan semakin efektif apabila kita mencoba menggabungkan beberapa operator baik yang ada di fitur pencarian dasar maupun lanjut. Misalnya, kita ingin mencari file-file PDF yang ada di situs www.pdii.lipi.go.id. Maka kita gabungkan dua operator menjadi:
filetype:pdf site:www.pdii.lipi.go.id
Format Proposal Usulan KKN PPM

Diisi dengan lengkap, rapi dan menggunakan huruf cetak atau diketik.
Proposal diberi sampul dengan warna kuning tua





Judul Usulan KKN PPM

















Diajukan kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
untuk dilaksanakan sebagai Program KKN PPM







Diusulkan oleh :







LEMBAR PENGESAHAN

Judul KKN PPM :
Lokasi (Kec/kab/prop) :
Penanggung Jawab :
Nama :
Jabatan/pangkat/gol :
Alamat :
Telepon/HP :
Fax :
e-mail :
Lembaga/Pusat Studi/Fak/Jur Pengusul :
Lembaga/institusi mitra
Nama Lembaga :
Penanggung Jawab :
Alamat & Telp/Fax :
Bidang Kerja/Usaha :
DPL yang diusulkan (Nama dan Fakultas)

Satu DPL membimbing kurang lebih 30 mahasiswa:

Jumlah Mahasiswa : (orang)
Biaya yang Diusulkan :
Jumlah Total Biaya : Rp
Periode Pelaksanaan :

Mengetahui/Menyetujui
..........................., .........................................
Dekan/ Ketua Jurusan/Kepala Pusat Studi
Penanggung Jawab



(.........................................................)



(...........................................................)










Deskripsi Kegiatan

Judul
Lokasi
Bidang Kegiatan Program KKN PPM
Latar belakang
Tujuan
Hasil Yang Diharapkan
Lingkup Program KKN PPM
Kelompok Sasaran
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Partisipatif KKN PPM
Operasionalisasi Program KKN PPM
1. Persiapan Pembekalan
2. Tindakan Pelaksanaan
3. Rencana Keberlanjutan Program
Monitoring Dan Evaluasi Program
Tempat dan Jadwal Pelaksanaan
Pembiayaan
Tim Pelaksana Program KKN PPM

Lampiran
1. Peta Lokasi Pelaksanaan Program KKN PPM
2. Rencana Monitoring dan Evaluasi
3. Rincian Pembiayaan
4. Biodata Penanggung Jawab dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang diusulkan


















































A. Judul
Judul mencerminkan penyelesaian konkrit suatu masalah rill yang ada pada komunitas di wilayah tertentu (sebutkan).


B. Lokasi

Sebutkan daerah lokasi pada suatu kecamatan, kabupaten dan propinsi.


C. Bidang Kegiatan Program KKN PPM


Bidang kegiatan pokok Program KKN PPM adalah aktualisasi potensi masyarakat dan organisasi/lembaga yang relevan di wilayah-wilayah: daerah tertinggal, perbatasan, rawan bencana, pesisir, transmigrasi, hutan, perkebunan, pertambangan dan lain-lain.
Adapun tema kegiatan dapat berupa (pilih dan lingkari salah satu yang sesuai):

Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Peningkatan Produksi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Pengembangan Sumberdaya Alam
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendidikan
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Pengelolaan Lingkungan
Pelestarian Nilai Sosial-Budaya
Pengarus-utamaan Gender
Perbaikan Tata Pamong dan Tata Kelola
Pembinaan Kerukunan Hidup Bermasyarakat
Peningkatan Ketahanan dan atau Keamanan Nasional


Latar Belakang

Jelaskan secara rinci potensi unggulan atau masalah di masyarakat sehingga perlu dilakukan pengatasan masalah. Identifikasikan dan rumuskan potensi/masalah utama terkait dengan keadaan yang ingin diperbaiki oleh KKN PPM.
Jelaskan usulan penyelesaian permasalahan, dan bagaimana cara pemberdayaan masyarakat agar kegiatan dapat berlangsung secara berkelanjutan!
Sebutkan teknologi/metoda/kebijakan/konsep yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan. Uraikan alasannya. Sebutkan lembaga yang menjadi mitra Program KKN PPM, disertai dengan profil singkat lembaga mitra, jumlah lembaga mitra, kesediaan adanya dana pendamping dari lembaga mitra, serta bidang usaha/permasalahan yang akan diangkat dan diselesaikan selama pelaksanaan program KKN PPM berlangsung.
Susun secara lengkap profil kelompok sasaran beserta potensi/permasalahannya dari berbagai aspek.


E. Tujuan

Uraian capaian yang menjadi tujuan/target program KKN PPM:
Meningkatkan kepedulian dan empati mahasiswa kepada permasalahan masyarakat ekonomi lemah, sehingga terjadi perubahan perilaku mahasiswa, institusi dan kelompok Sasaran yang dituju untuk dikembangkan oleh program KKN PPM.
Mengatasi permasalahan di masyarakat melalui cara pemberdayaan masyarakat.
Menyusun rencana kerja KKN PPM yang dapat mencapai tujuan penyelenggaraan KKN PPM seperti tersebut pada nomor 1 dan 2 di atas.
Mendapatkan mitra penyandang dana untuk mendukung keberlanjutan tema kegiatan KKN PPM terkait.


F. Hasil Yang Diharapkan


1. Produk Kegiatan KKN PPM (dicapai oleh Tim KKN PPM)
Jelaskan secara rinci indikator capaian produk Program KKN PPM yang dituju, misalnya: peningkatan produksi, efisiensi biaya, perbaikan sistem, peningkatan partisipasi masyarakat, peningkatan swadana dan swadaya masyarakat/pemda, dll. yang dihasilkan oleh Program KKN PPM untuk kelompok sasaran dan lingkungan sekitarnya.

2. Hasil Tema KKN PPM (dicapai oleh LP/LPM/LPPM dari Perguruan Tinggi ybs.)
Dalam jangka panjang untuk suatu seri Program KKN PPM dalam tema tertentu yang dilaksanakan secara berkelanjutan harus dapat mewujudkan capaian hasil yaitu meningkatnya keberdayaan masyarakat secara terukur (seperti kenaikan income perkapita, penurunan emisi CO2, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), penurunan angka kematian ibu melahirkan, peningkatan umur harapan hidup, dll.

G. Lingkup Program KKN PPM
Kelompok Sasaran
Sebutkan kelompok sasaran program KKN PPM. Tentukan jenis dan jumlah kelompok sasaran (petani, nelayan, murid sekolah, dll) serta lokasi kelompok sasaran yang menjadi bagian KKN PPM .
Sebutkan jika pernah dilakukan pendampingan terhadap kelompok sasaran, dan berapa lama.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi partisipatif KKN PPM
Sebutkan ringkasan kegiatan mulai dari persiapan hingga evaluasi berupa kegiatan partisipatif yang sudah dan akan dilakukan bersama masyarakat/kelompok sasaran.

H. Operasionalisasi Program KKN PPM
1. Persiapan dan Pembekalan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN PPM .
Materi Persiapan dan pembekalan KKN PPM yang perlu diberikan kepada mahasiswa.
Jadwal pelaksanaan kegiatan KKN PPM.

2. Pelaksanaan
a. Sebutkan langkah-langkah dalam bentuk program yang akan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari tema KKN PPM yang diajukan!
1) Sebutkan metode yang digunakan dalam melakukan pemberdayaan kelompok sasaran.
2) Langkah-langkah operasional yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dideskripsikan pada latar belakang.
3) Sebutkan volume pekerjaan dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM).
Setiap mahasiswa harus melakukan pekerjaan sebanyak 288 JKEM selama minimal 2 bulan kegiatan KKN PPM.
4) Volume total pekerjaan adalah n x y, dimana n adalah jumlah mahasiswa yang akan diterjunkan dalam KKN PPM dimaksud; y adalah rata-rata Jam Kerja Efektif Mahasiswa.

No.
Nama Pekerjaan

Program
Volume (JKEM)
Keterangan
1

a.




b.




c.




d.


2




dst.




Total Volume kegiatan
n x y
n = jumlah
mahasiswa
y = rata-rata JKEM

3. Rencana Keberlanjutan Program
Jelaskan perencanaan jangka panjang dan tindak lanjut program yang berhubungan dengan pengelolaan program, keterlibatan mitra dan masyarakat.

I. Monitoring dan Evaluasi Program (lihat lampiran 2)
Jelaskan mekanisme dan konsep monitoring serta evaluasi pelaksanaan program KKN PPM.



J. Tempat dan Jadwal Pelaksanaan
1. Tempat Pelaksanaan KKN PPM
No
Dusun
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kotamadya
1




2




3




4




5




Dst.






2. Waktu Pelaksanaan KKN PPM
Uraikan jadwal waktu pelaksanaan program KKN PPM

K. Pembiayaan
Uraikan sumber dan jumlah dana yang digunakan, rencana pengeluaran, dan rincian pembiayaan (lampiran 3).

Tim Pelaksana Program KKN PPM
Berikan gambaran ringkas formasi Tim pelaksana yang melibatkan organisasi/institusi pengusul, lembaga mitra kerja, LPM/LPPM, dan nama serta jurusan mahasiswa pelaku KKN PPM.
Lampiran 1. Peta lokasi pelaksanaan program KKN PPM
Lampiran 2. Rencana Monitoring dan Evaluasi

No.
Program
Waktu Monitoring & Evaluasi
Indikator Keberhasilan yang akan diukur
Catatan Perkembangan kegiatan
Status akhir hasil pemantauan dan keterangan




(Pengukuran dan pengamatan apa dan bagaimana dari komponen indikator keberhasilan yang dilakukan pada monitoring/evaluasi)
(tampilkan data hasil pengukuran & pengamatan)
dst.





Lampiran 3. Rincian Pembiayaan

Uraian Kegiatan
Satuan
Jumlah
(Rp)
Vol.
Jml. Sat
(Rupiah)
Kontribusi





Mahasiswa peserta
Fak/ Jur/ PS
Mitra Kerjasama
I. PERSIAPAN
1. Rekruitmen mahasiswa







2. Sosialisasi ke masyarakat
pengguna program KKN
PPM







3. Persiapan perlengkapan







4. Pembekalan mahasiswa







5. .........dst







SUB TOTAL I




II. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Pembelian Alat Peraga dan pelaksanaan tema







2. Akomodasi mahasiswa







3...........dst







SUB TOTAL II




III. PELAPORAN

1. Laporan Observasi









2. Laporan Antara









3. Laporan Akhir









SUB TOTAL III





TOTAL







Lampiran 4. Biodata Penanggung Jawab dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
CURRICULUM VITAE

1. Nama :
2. NIP :
3. Tempat, Tgl. Lahir :

4. Program Studi :
Fakultas :
Perguruan Tinggi :

5. Alamat Kantor :
Alamat Rumah :

6. Pendidikan

No
Nama Perguruan Tinggi
dan lokasinya
Gelar
Tahun Selesai
Bidang Studi







7. Pengalaman Penelitian yang terkait (3 tahun terakhir):

No
Judul
Tahun
Kedudukan









8. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat yang terkait (3 tahun terakhir):

No
Judul
Tahun
Kedudukan









9. Pengalaman profesional serta kedudukan saat ini

No
Institusi
Jabatan
Periode Kerja





10. Publikasi Ilmiah yang terkait (3 tahun terakhir):

No
Judul Publikasi

Nama Jurnal
Tahun terbit







Yogyakarta,…………………………..2008
Tanda Tangan
Nama
NIPM
Teknologi Pengelolaan
Kualitas Air

Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur
SITH, ITB – VEDCA – SEAMOLEC
2009AIR
 Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai,
rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
 Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya
 Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk
menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air TEKNOLOGI PENGELOLAAN KUALITAS AIR
1. Kualitas Air
 Siklus air di alam
 Baku mutu lingkungan hidup
 Klasifikasi dan kriteria mutu air (kondisi fisika-kimia-biologis air)
 Kontrol polusi air
2. Sistem pengolahan air
 Tahap pengolahan air tawar
 Tahap pengolahan air laut
 Problem dalam unit pengolahan airTEKNOLOGI PENGELOLAAN KUALITAS AIR
 Manipulasi kondisi air kultur:
parameter fisika-kimia kultur (kimia : kandungan oksigen terlarut,
kandungan H2S, NH3, tingkat keasaman (pH); fisika: salinitas,
turbiditas / kekeruhan air, filtrasi, sterilisasi,...)
 Manipulasi kondisi air kultur:
parameter biologis kultur (parameter dan pengukuran kualitas
biologis air, bakteri nitrifikasi (isolasi, substrat, etc), probiotik, bio-
flok, perifiton, pakan alami dan aplikasi)
 Teknologi pengelolaan kualitas air:
teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge
 Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas airKUALITAS AIR
 Siklus Air di AlamBAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP
 Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air
 Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air KLASIFIKASI dan KRITERIA MUTU AIR
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
 Kelas satu
 air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut;
 Kelas dua
 air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; KLASIFIKASI dan KRITERIA MUTU AIR
 Kelas tiga
 air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
 Kelas empat
 air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebutKONTROL POLUSI AIR DALAM PRODUKSI AKUAKULTUR
 Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan
yang berwujud cair
 Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya
 Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang
ditetapkan MANIPULASI KONDISI AIR KULTUR
 Parameter fisika kimia
 manipulasi kadar nutrisi (optimasi medium)
 manipulasi intensitas cahaya
 manipulasi kandungan oksigen terlarut (aerasi)
 manipulasi pH (penambahan kapur, dll)
 manipulasi suhu (thermostat)
 manipulasi salinitas (kadar garam air)MANIPULASI KONDISI AIR KULTUR
 Parameter biologis
 Kondisi mikrobial kultur
 Kehadiran kontaminan (bakteri, virus, protozoa, ...)
 Penggunaan bakteri nitrifikasi
 Penggunaan probiotik
 Penggunaan bio-flokPENGEMBANGAN TEKNOLOGI SISTEM KULTUR
 Penggunaan sistem resirkulasi
 definisi
 manfaat
 desain instruk
 pengembangan sistem
 Pengembangan sistem statik
 aplikasi bakteri nitrifikasi
 aplikasi probiotik
 aplikasi bio-flok
Teknologi Produksi
Bahan Baku Pakan
Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur
SITH, ITB – VEDCA - SEAMOLECTeknologi Produksi Bahan Baku Pakan:
1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan
2. Nutrisi pakan
(protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam
kaitannya dengan anatomi fisiologi pencernaan serta
metabolisme ikan)
3. Bahan baku pakan
(jenis: jagung, rice bran / dedak, PKM (palm kernel meal
/ bungkil inti sawit, herbal; karakteristik seleksi)
4. Preservasi dan penanganan bahan baku pakan
5. Teknik pengolahan bahan baku pakan
(penggunaan langsung, fermentasi,…)
6. Formulasi pakan dan manufaktur
7. Pengemasan (dan pelabelan)
8. Ekonomi Produksi Pakan Akuakultur NUTRISI
Nutrisi untuk ikan:
 kandungan gizi
 yang dikandung pakan
 yang diberikan kepada ikan peliharaan
 dengan komposisi yang tepat / berimbang
 berperan dalam pertumbuhan, reproduksi, ketahanan tubuh
Bergantung pada:
 spesies ikan
 ukuran (besar / berat) ikan
 kondisi kulturNUTRISI PAKAN BUATAN
 Pakan dengan nutrisi lengkap dan seimbang sesuai dengan
kebutuhan nutrisi ikan dibutuhkan untuk mendapatkan
efisiensi pakan serta pertumbuhan hewan budidaya (ikan,
udang) secara optimal
 Penggunaan / penambahan pakan buatan terbukti dapat
meningkatkan kelangsungan hidup dan vitalitas larva pada
beberapa species ikan serta mengurangi penggunaan
pakan hidupNUTRISI PAKAN BUATAN
 Pakan yang berkualitas (bernilai nutrisi) dengan strategi /
program pemberian pakan yang tepat dapat mencegah /
meminimalisasi resiko penyakit
 Formula pakan harus tepat
 agar pakan yang diberikan pada ikan dapat memenuhi
semua nutrien yang dibutuhkan ikan
 diperlukan data mengenai kebutuhan nutrien pakan
ikan dan pengetahuan mengenai kemampuan ikan
untuk mengasimilasi bahan pakan.KEBUTUHAN NUTRISI IKAN
 Nutrisi pakan lebih berperan dibandingkan dengan jumlah
pakan yang diberikan (keseimbangan antara kualitas dan
kuantitas)
 Zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh ikan:
 PROTEIN (dengan asam amino esensial; ±20-60%)
 LEMAK (dengan asam lemak esensial; ± 4-8%)
 KARBOHIDRAT (± 30%)
 VITAMIN
 MINERAL KEBUTUHAN NUTRISI IKAN
 Protein, karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi
untuk maintenance dan pertumbuhan bagi kultur ikan / udang
 Lemak dan karbohidrat harus cukup untuk meminimalisasi
penggunaan protein sebagai sumber energi utama sehingga
protein yang ada tersedia digunakan secara optimal untuk
pertumbuhan ikan / udang
 Dari sejumlah pakan yang dimakan, hanya ±10% yang
digunakan untuk pertumbuhan / menambah berat;
selebihnya digunakan sebagai sumber energi; atau tidak dapat
dicerna  mempengaruhi FCR (food convertion rate)PROTEIN
PROTEIN:
senyawa organik kompleks tersusun atas asam amino yang
mengandung unsur C (carbon), H (hidrogen), O (oksigen) dan N
(nitrogen) yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidratPROTEIN
Fungsi:
1. zat pembangun
(membentuk jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak;
proses reproduksi)
2. zat pengatur
(pembentukan enzim, hormon – mengatur proses-proses
metabolisme dalam tubuh)
3. zat pembakar
(sumber energi disamping karbohidrat / lemak)PROTEIN
 Pakan buatan untuk larva penting sebagai substitusi pakan
alami untuk meningkatkan produksi benih yang digunakan
dalam budidaya dan meningkatkan kualitas benih
 Secara umum, protein dengan komposisi asam amino yang
sama dengan tubuh ikan mempunyai nilai nutrisi yang tinggi
 pembuatan pakan dapat diformulasi dari beberapa
sumber protein untuk mensimulasi komposisi asam amino
yang sesuai dengan asam amino tubuh ikanPROTEIN
 Asam amino sebagai bahan dasar pembentuk utama
AA Esensial:
 sangat dibutuhkan oleh ikan dalam pertumbuhannya
 tidak dapat dibentuk / disintesis oleh ikan
 harus tersedia dalam pakan
AA Non-esensial:
 dapat disintesis dalam tubuh ikan sendiri
 dengan bantuan unsur-unsur lain dalam tubuh ikan PROTEIN
Asam Amino Esensial Asam Amino Non-esensial
Leusin Tirosin
Metionin Glisin
Isoleusin Alanin
Triptofan Asam Aspartis
Valin Asam Glutamis
Arginin Kistin
Treonin Prolin
Histidin Asparagin
Fenilalanin Glutamin
Lisin SerinPROTEIN
Kebutuhan ikan akan protein bergantung pada:
1. Ukuran ikan
2. Jumlah / kuantitas pakan yang dimakan ikan
3. Ketersediaan dan kualitas pakan alami
4. Kualitas protein
5. Suhu air kultur
 Jenis ikan karnivora membutuhkan tingkat protein yang
lebih tinggi dibandingkan ikan herbivora
 Ikan pada stadia larva membutuhkan membutuhkan tingkat
protein yang lebih tinggi dibandingkan ikan dewasaPROTEIN
 Tingkat protein optimum dalam pakan untuk pertumbuhan
ikan berkisar 25 – 50%.
 Tingkat protein untuk ikan laut lebih tinggi (40 – 50%)
(berat kering) untuk pertumbuhan yang optimal.
Keseimbangan protein penting dalam formulasi pakan
karena berperan besar dalam kesintasan, pertumbuhan,
serta ketahanan tubuh ikan, terutama pada stadia larva.LEMAK
 LEMAK: senyawa organik yang tidak larut dalam air,
namun larut dalam pelarut organik; sebagai sumber energi
terpenting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
 Sumber energi (lebih tinggi dibanding protein / karbohidrat)
 Berperan dalam pemeliharaan struktur dan membran sel
 Pelarut dalam proses penyerapan vitamin A, D, E, dan K
 Membantu proses metabolisme
 Menjaga keseimbangan daya apung ikan dalam air
Penggunaan lemak mempengaruhi rasa dan mutu pakanLEMAK
Beberapa sumber lipid:
- minyak ikan
- minyak jagung
- minyak biji kapas
- minyak kelapa
- minyak kelapa sawit
- minyak kacang tanah
- minyak kacang kedelai
- lemak sapi
- lemak ayam
- lemak kelinciLEMAK
 Mengandung asam lemak (esensial dan non esensial)
Asam lemak esensial
- tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan
(kebutuhannya harus dipenuhi dari pakan)
- merupakan komponen struktur membran
- penunjang pertumbuhan ikan
- pembentukan gelembung renang pada stadia larva
(jika tidak sempurna dapat menyebabkan kematian larva;
terutama dalam kultur ikan laut)
- contoh penting: asam lemak omega-3 HUFA, DHALEMAK
 Pakan yang baik umumnya mengandung 4 – 18% lemak
 Kadar lemak harus optimum namun tidak berlebihan
 Kelebihan kadar lemak:
 pakan akan mudah mengalami oksidasi (mudah tengik)
 mengakibatkan penimbunan lemak pada usus ikan, hati
ataupun ginjal sehingga ikan menjadi terlalu gemuk dan
nafsu makan berkurang.KARBOHIDRAT
 KARBOHIDRAT:
senyawa organik yang terdiri dari serat kasar dan bahan bebas
tanpa nitrogen
 Menurut ukuran molekul dapat dibagi menjadi:
1. Monosakarida (contoh: fruktosa, glukosa)
2. Disakarida (contoh: sukrosa, maltosa)
3. Polisakarida (contoh: selulosa, pati, kanji)KARBOHIDRAT
Karbohidrat sederhana (monosakarida) lebih mudah larut dalam
air; ikan butuh enzim-enzim tertentu untuk memecah disakarida
atau polisakarida menjadi monosakarida yang mudah diserap.
Beberapa enzim tertentu dihasilkan oleh bakteri dalam usus ikan.
Beberapa ikan memiliki organ khusus pada alat pencernaannya
(pyloric caeca) yang mengandung enzim-enzim yang mampu
mencerna karbohidrat KARBOHIDRAT
Kebutuhan karbohidrat pada pakan ikan  jenis ikan
 ikan mas : 20 – 30%
 ikan lele : 10 – 30%
 ikan kerapu : <10%
 ikan kakap : 20 – 25%
Catatan.
Ikan karnivora (khususnya ikan laut) secara alami pakannya
mengandung protein tinggi sehingga kurang dapat mencerna
karbohidrat dengan baik; namun tetap dapat mensintesis
karbohidrat dari lemak dan proteinKARBOHIDRAT
 Karbohidrat dalam pakan terdiri dari:
1. Serat kasar
- sulit dicerna, bukan nutrisi penting bagi ikan laut
- akan menimbulkan pengotoran dalam wadah kultur
- tetap diperlukan untuk memudahkan pengeluaran feses
- terlalu banyak serat kasar (>10%)
 daya cerna menurun
 penyerapan menurun
 meningkatnya sisa metabolisme
 penurunan kualitas air kultur!
2. Bahan ekstrak tanpa nitrogenKARBOHIDRAT
Bahan-bahan yang banyak mengandung karbohidrat:
- jagung
- beras
- tepung terigu
- dedak halus
- tepung tapioka
- tepung sagu
- ....
Selain sebagai sumber karbohidrat juga dapat berfungsi
sebagai perekat (binder) dalam pembuatan pakan ikan.VITAMIN
 Zat organik yang dibutuhkan ikan dalam jumlah sedikit
 Penting untuk pertumbuhan dan ketahanan kondisi tubuh
 Umumnya tidak dapat disintesis dalam tubuh
 Harus tersedia dalam pakan
1. Vitamin yang larut dalam air
- Vit. B1 (tiamin), Vit. B2 (riboflavin), Vit.B12 (kobalamin)
- Vit. C
2. Vitamin yang larut dalam lemak
- Vit. A; Vit. D; Vit. E; Vit.KVITAMINVITAMINVITAMIN
Kebutuhan vitamin bergantung pada:
- jenis ikan
- laju pertumbuhan
- komposisi pakan
- kondisi fisiologis ikan
- lingkungan / kondisi kultur
Kebutuhan akan vitamin menurun dengan meningkatnya
ukuran ikan.VITAMIN
Fungsi utama vitamin secara umum:
1. Bagian dari enzim atau ko-enzim
(berperan dalam pengaturan proses metabolisme tubuh)
2. Mempertahankan fungsi berbagai jaringan tubuh
3. Mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel baru
4. Membantu pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuhVITAMIN
Fungsi spesifik beberapa vitamin:
Vitamin B1, B6, dan B12
 menunjang pertumbuhan
 merangsang nafsu makan
Vitamin B2
 pertumbuhan
 pertukaran zat-zat makanan (karbohidrat, lemak, protein)
dari sel-sel dalam tubuh
 proses reproduksiVITAMIN
Vitamin A
 menunjang kesehatan mata
Vitamin D
 menunjang proses metabolisme dari mineral
 terutama kalsium dan fosfor
Vitamin E
 berpengaruh terhadap pergerakan ikan
 menunjang proses reproduksiVITAMIN
Vitamin premix:
campuran vitamin-vitamin yang diperlukan oleh ikan
(Vit.A, Vit.D, Vit.E, Vit.K, Vit.B1, Vit.B2, Vit.B12, Vit.C, ...)
Penambahan vitamin premix dalam fishmeal (pakan ikan rucah)
 meningkatkan pertumbuhan ikan
 menurunkan konversi pakan (FCR)VITAMIN
Kebutuhan mineral untuk ikan budi daya:
- dari pakan
- dari kemampuan ikan mengambil mineral
Defisiensi (kekurangan) vitamin menyebabkan:
- ketidaknormalan dalam morfologis maupun fisiologis ikan
- penurunan aktivitas enzim
- gangguan fungsi sel; kerusakan sel
- penurunan nafsu makan ikan
- pertumbuhan abnormal (skoliosis, lordosis)
- laju pertumbuhan menurun
- kematian (defisiensi vitamin secara kronis / berkelanjutan)MINERAL
Mineral:
bahan anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
namun memiliki fungsi yang sangat penting
Fungsi utama mineral:
1. komponen utama dalam struktur gigi dan tulang
2. sebagai struktur dari jaringan
3. menjaga keseimbangan asam basa
4. berperan dalam fungsi metabolisme
5. sebagai komponen utama dari enzim, vitamin, hormon, dan
pigmenMINERAL
Dua kelompok mineral:
1. MAKROMINERAL
 konsentrasi tinggi dalam tubuh
 Ca (kalsium), Mg (magnesium), Na (natrium), K (kalium)
P (fosfor), Cl (klorida), dan S (sulfur)
2. MIKROMINERAL
 konsentrasi rendah dalam tubuh
 Fe (besi), Zn (seng), Mn (mangan), Cu (tembaga),
I (iodium), Co (kobalt), Ni (nikel), F (fluor), Cr (krom)
Si (silikon), dan Se (selenium)
Teknologi Produksi
Bahan Baku Pakan
Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur
SITH, ITB – VEDCA - SEAMOLECLATAR BELAKANG
 Akuakultur merupakan bagian
dari sektor agrikultur dengan
pertumbuhan industri tercepat
(Asia, Eropa)
 Persentase biaya pakan
umumnya merupakan persentase
terbesar 30-60% dari total biaya
produksi akuakultur
 Ilmu nutrisi dan teknologi
produksi pakan kini semakin
berkembang pesat PAKAN BUATAN
Definisi Pakan:
 Material hasil campuran dari berbagai bahan (nabati,
hewani) yang diolah sehingga dapat dikonsumsi sebagai
sumber energi bagi hewan ternak / hewan budidaya (ikan,
udang) yang dapat digunakan untuk aktivitas hidup serta
pertumbuhan hewan dalam bentuk daging (biomassa)
Tujuan pemberian pakan:
1. Menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik
2. Pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum
3. Produksi limbah yang minimumKLASIFIKASI PAKAN
 Larutan
digunakan sebagai pakan benih ikan dan udang
(umur 2-30 hari):
(1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya;
(2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air
pelarutnya.
 Tepung halus
diperoleh dari remah yang dihancurkan dan digunakan
sebagai pakan benih (umur 20-40 hari).
 Tepung kasar
diperoleh dari remah yang dihancurkan dan digunakan
sebagai pakan benih gelondongan (umur 40-80 hari)KLASIFIKASI PAKAN
 Remah (crumble feed)
berasal dari pellet yang dihancurkan
menjadi butiran kasar dan digunakan
sebagai pakan gelondongan besar /
ikan tanggung
(umur 80-120 hari)
 Pellet: pakan yang dibentuk
sedemikian rupa dengan pemadatan
/ proses mekanik dadigunakan
sebagai pakan ikan dewasa
(umur >120 hari; berat >60-75 gram)PRODUKSI PAKAN BUATAN
 Pakan dengan nutrisi lengkap dan seimbang sesuai dengan
kebutuhan nutrisi ikan dibutuhkan untuk mendapatkan efisiensi
pakan serta pertumbuhan hewan budidaya (ikan, udang)
secara optimal
 Zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh ikan:
 Protein (±20-60%)
 Lemak (± 4-8%)
 Karbohidrat (± 30%)
 Vitamin
 Mineralo Isu kesehatan (pertumbuhan dan pengendalian penyakit)
merupakan pertimbangan utama dalam pemilihan /
penggunaan bahan baku, selain pertimbangan biaya produksi.
o Kualitas pakan ikan / udang dalam produksi akuakultur
bergantung pada tingginya kualitas bahan baku pakan
o Hindari pemakaian bahan baku dengan kondisi jelek, rusak /
busuk (spoiled), atau terkontaminasi
o Produser pakan harus mampu menyediakan produk pakan
dengan kualitas yang bagus dan konsisten secara kontinyu
untuk memenuhi permintaan / kebutuhan konsumen
BAHAN BAKU PAKAN BUATANPEMILIHAN BAHAN BAKU
Pemilihan bahan baku bergantung pada:
 Kualitas dan kuantitas bahan baku
 Kandungan gizi / kadar nutrisi
 Kecernaannya (digestibility)
 Daya serap (bioavailability) ikan
 Tidak mengandung senyawa anti-nutrisi dan/atau zat racun
 HargaPRODUKSI BAHAN BAKU PAKAN
Alat-alat yang diperlukan:
a) Alat Penggiling dan Pengayak
b) Alat Penimbang dan Penakar
c) Alat Pengaduk dan Pencampur
d) Alat Pemasak
e) Alat Pengering
f) Alat Penyimpan BAHAN BAKU HEWANI
 Ikan rucah (trash fish; fish meal)
 Tepung ikan
 Tepung kepala udang
 Tepung rebon
 Minyak ikan (fish oil)
 Ampas minyak hati ikan
 Tepung darah
 Silase ikan
 Tepung bekicot
 lain-lain (tepung tulang, tepung cacing tanah, ...) BAHAN BAKU NABATI
 Dedak padi (dedak halus, dedak kasar)
 Gandum (tepung terigu)
 Dedak gandum
 Kedelai; bungkil kedelai (tepung olahan)
 Tepung bungkil kacang tanah
 Tepung bungkil kelapa
 Tepung bungkil kelapa sawit
 Tapioka
 Jagung
 Cantel / sorgum
 Tepung biji kapuk / kapas
 Tepung daun ketela pohon, .... SUPLEMEN
 Suplemen:
Makanan / zat tambahan yang digunakan bersama dengan
pakan utama untuk meningkatkan kadar nutrisi pakan;
baik tidak terlarut (digunakan terpisah sebagai pelengkap
pakan) maupun terlarut / dicampur untuk menghasilkan pakan
terformulasi (complete / formulated feed)
 Vitamin dan mineral
 Antioksidan
(fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2-dihydro-6-etoksi-
2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan
BHA (butylated hydroxyanisole).
 Bahan perekat (binder): agar-agar, gelatin, tepung terigu,
tepung sagu,tepung kanji dan tapiokaFaktor-faktor Penting dalam
Produksi Bahan Baku Pakan:
1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan
2. Nutrisi pakan
(protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam
kaitannya dengan anatomi fisiologi pencernaan serta
metabolisme ikan)
3. Bahan baku pakan
(jenis: jagung, rice bran / dedak, PKM (palm kernel meal
/ bungkil inti sawit, herbal; karakteristik seleksi)
4. Preservasi dan penanganan bahan baku pakan
5. Teknik pengolahan bahan baku pakan
(penggunaan langsung, fermentasi,…)
6. Formulasi pakan dan manufaktur
7. Pengemasan (dan pelabelan)
8. Ekonomi Produksi Pakan Akuakultur
Teknologi Produksi dan Pengayaan Pakan Alami
Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur
SITH, ITB – VEDCA - SEAMOLECTEKNOLOGI PRODUKSI
DAN PENGAYAAN PAKAN ALAMI
 Produksi Mikroalga
 Produksi Rotifera
 Produksi Artemia
 Produksi Copepoda
 Pengayaan (enrichment) pakan alamiPRODUKSI KULTUR MIKROALGA
 Klasifikasi dan morfologi
 Sistem reproduksi
 Manfaat / penggunaan
 Sistem / teknologi kultur
 Medium
 Faktor lingkungan
 Pemanenan serta preservasi
 Pengolahan
 Permasalahan produksiPRODUKSI KULTUR ROTIFERA
 Klasifikasi dan morfologi
 Siklus hidup
 Kegunaan dalam akuakultur
 Kelebihan penggunaan rotifera dalam larvikultur
 Permasalahan kultur
 Teknologi / sistem kultur
 Pemanenan dan preservasiPRODUKSI KULTUR ARTEMIA
 Biologi Artemia
(Klasifikasi, morfologi, siklus hidup)
 Kegunaan kista / cyst
 Prosedur disinfeksi
 Dekapsulasi
 Penetasan cyst (cyst hatching)
 Produksi Nauplii dan Artemia dewasa
 (pakan, infrastruktur, kondisi lingkungan, teknik kultur)
 Kontrol penyakit / kontaminasi
 Pemanenan biomasa dan teknik pengolahanPRODUKSI KULTUR COPEPODA
 Koleksi dari alam
 Teknik koleksi
 Siklus hidup
 Kualitas nutrisi
 Teknik kultur
 Kegunaan ‘telur tidur’ (resting egg)
 Aplikasi dalam akuakulturPENGAYAAN (ENRICHMENT) PAKAN ALAMI
 Pengayaan mikroalga, rotifera, dekapsulasi Artemia
 Teknik pengayaan asam lemak (n-3) HUFA
 Teknik pengayaan Vitamin C
 Teknik pengayaan protein
 Preservasi dan kualitas nutrisi pakan alami terperkaya
 Aplikasi pakan alami terperkaya dalam larvikultur ikan dan
udang
Teknologi Produksi
Bahan Baku Pakan
Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur
SITH, ITB – VEDCA - SEAMOLECTeknologi Produksi Bahan Baku Pakan:
1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan
2. Nutrisi pakan (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral)
3. Bahan baku pakan
(jenis: jagung, rice bran / dedak, PKM (palm kernel meal /
bungkil inti sawit, herbal; karakteristik seleksi)
4. Preservasi dan penanganan bahan baku pakan
5. Teknik pengolahan bahan baku pakan
(penggunaan langsung, fermentasi,…)
6. Formulasi pakan dan manufaktur
7. Pengemasan (dan pelabelan)
8. Ekonomi Produksi Pakan Akuakultur Pemilihan bahan baku bergantung pada:
 Kualitas bahan (fisik; kimiawi)
 Kuantitas bahan (jumlah cukup)
 Kandungan bahan gizi / kadar nutrisi
(komposisi dan formulasi tepat)
 Kecernaannya (digestibility)
 Daya serap (bioavailability) ikan
 Tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun
 Harga relatif murah.
Bahan Baku PakanBAHAN HEWANI
1. Fish meal (ikan rucah)
 Umumnya merupakan ikan rucah (ikan kecil-kecil yang ikut
tertangkap oleh nelayan) yang kemudian dikeringkan
 Ikan mengandung lemak /asam lemak ikatan rangkap yang
cukup tinggi sehingga mudah teroksidasi dan mudah tengik
 Lemak dalam pakan berfungsi sebagai sumber energi bagi
ikan dan sumber asam lemak esensial.
 Asam lemak esensial bagi ikan laut adalah kelompok n-3
HUFA. BAHAN HEWANI
2. Tepung IkanBAHAN HEWANI
Tepung Ikan
o Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak
bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-
sisa hasil pengolahan melalui proses fermentasi untuk
meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu
makan ikan.
o Kandungan gizi: protein=40-70%; lemak=15,38%;
abu=26,65%; serat=1,80%; air=10,72
o Cara pembuatannya:
1. Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
2. Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.
3. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.3. Minyak Ikan
BAHAN HEWANIBAHAN HEWANI
4. Tepung Limbah Udang
(-- kepala, kulit)
protein 44-54%; lemak 5-7%; serat kasar 11-17%BAHAN HEWANI
5. Tepung Darah
- Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak
- Darah beku yang masih mentah dimasak, dikeringkan,
kemudian digiling menjadi tepung
- Proteinnya sukar dicerna
(penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%)
- Protein: 71,45%
- Lemak: 0,42%
- Karbohidrat:13,12%
- Serat: 7,95%
- Air: 5,19.BAHAN HEWANI
6. Cacing Tanah
- Mudah dibudidayakan
- Biaya produksi rendah
- Untuk bahan baku pakan
 tepung cacing tanah
(mudah diserap)
- Protein: hingga 60%
- Lemak: 7%
- Serat kasar: ~1%
- Mineral (Ca, P, Mg, Na, K, Zn,
Mn, Fe)BAHAN HEWANI
7. Bekicot
- Siput darat
- Alam, budidaya
(mudah, murah)
- Untuk bahan baku pakan
 tepung bekicot
- Protein: 54 - 64%
- Lemak: 4%
- Serat kasar: 2-3%
- Mineral (Ca, P)KETERBATASAN BAHAN BAKU HEWANI
 Ketergantungan terhadap penggunaan fish meal (dan
tepung / minyak ikan) harus diminimalisasi
 terkait oleh fenomena global seperti :
1. Barang kompetitif
2. Biaya mahal (permintaan tinggi; khususnya perikanan laut),
3. Kelangkaan suplai
 Optimasi penggunaan bahan baku dapat ditempuh melalui
penggunaan bahan baku lokal terutama bahan dari
tumbuhan (nabati) seperti : jagung, dedak, ampas tahu,
tepung singkong dan berbagai bahan potensial lainnya BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman / bagian tanaman yang umum dipakai:
 Dedak padi (rice bran)
- Mudah diperoleh
(tempat penggilingan padi)
- Harga relatif murah
- Untuk bahan pakan: tepung, minyak
- Karbohidrat: 35%
- Serat kasar: 11–45%
- Protein: 9–11% BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman / bagian tanaman yang umum dipakai:
 Dedak gandum (wheat bran)
- Hasil samping produksi tepung terigu.
- “Wheat pollard”:
Protein: 11,99%
Lemak: 1,48%
Karbohidrat: 64,75%
Serat kasar: 3,75%
Air: 17,35%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
 Jagung
- Jagung kuning
- (protein, energi lebih tinggi
dibanding jagung putih)
- Untuk bahan pakan:
 Olahan tepung
- Karbohidrat: 73%
- Protein: 9%
- Lemak: 4%
- Air: 12%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
 Kedelai
- Kaya protein (AAE lisin)
- Harga relatif mahal
- Untuk bahan pakan: tepung
- Protein: 33 – 44%
- Air: 11%
- Lemak: 2 – 5%
- Serat kasar: 3% BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
 Tepung terigu
- Olahan biji gandum
- Umum dipakai untuk pakan ikan
- Nutrisi cukup tinggi
- Juga berfungsi sebagai perekat
- Karbohidrat: 77%
- Air: 12%
- Protein: 9%
- Lemak: 1-1.5%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
 Bungkil Kelapa (kopra; sawit / PKM)
- Mudah didapat (perkebunan kelapa)
; ampas pembuatan minyak kelapa
- Belum banyak dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan
- Untuk pakan: tepung
- Karbohidrat: 19 – 35%
- Protein: 13 – 21%
- Lemak: 11%
- Serat kasar: 8 – 41%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
 Tepung Bungkil Kacang Tanah
- Bahan dari ampas pembuatan minyak kacang
- Dapat menyebabkan defisiensi vitamin
(penggunaan terbatas)
- Protein: 48%
- Lemak: 11%,
 Karbohidrat: 25,0%
 Serat kasar: 3,6%
 Air: 7,8%BAHAN NABATI
Kelebihan:
1. Jumlah protein yang cukup tinggi
2. Harga relatif murah
3. Ketersediaan berlimpah
Kekurangan:
1. Kadar serat yang tinggi  kecernaan yang rendah
2. Mengandung karbohidrat yang bersifat tidak tercerna serta
tidak larut dalam air (NSP; non-starch polisaccharides)
3. Resiko kandungan faktor penghambat pertumbuhan (anti-
growth factor / AGF)
- Lebih banyak diperlukan untuk pakan ikan herbivora
 
 
LAPORAN FINAL 
 
HIBAH PENELITIAN 
Pemberdayaan Komunitas Miskin di Daerah 
 Asal Migran dan Komunitas Miskin Kota 
 
 
 
Program Hibah Kompetisi Institusi Universitas Indonesia 
Tahun 2008 
  
 
 
 
 
 
Pemanfaatan Portal Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak 
Jalanan / Komunitas Miskin Kota  
 
 
 
 
 
Bidang Fokus: Sosial Pendidikan 
 
 
 
 
 
Heru Suhartanto 
NIP 132 015 599 
 
 
 
 
 
 
Fakultas Ilmu Komputer  
Universitas Indonesia 
 
Version : March 13, 2009   1
1.  RINGKASAN (Executive Summary) 
 
Pendidikan untuk anak jalanan dan komunitas miskin kota merupakan masalah yang 
kompleks dan memerlukan peran serta masyarakat luas.  Pada penelitian ini diusulkan 
pengembangan suatu portal pembelajaran untuk sekolah anak jalanan / komunitas miskin 
kota, berupa situs web yang memuat sumber daya pembelajaran dan mewadahi interaksi 
antara guru, siswa, pengelola sekolah dan masyarakat. Sumber daya pembelajaran 
meliputi buku rancangan pengajaran, silabus, materi ajar, soal-soal latihan, tutorial dari 
para guru. Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif, dengan mengambil siswa 
Paket C pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Insan Mandiri di terminal 
Depok, beserta guru dan pengelola sekolah, sebagai sampel.  
 
Pada riset ini, telah dicapai beberapa kegiatan riset ini antara lain, survei ke lokasi 
sekolah anak jalanan, perancangan, pengembangan dan ujicoba portal  tahap satu  oleh 
para guru Sekolah Terminal Depok (STD),   dan hasil analisis data kusioner yang 
menggambarkan fitur dan kelangkapan portal dari sisi guru.  Ujicoba tahap kedua telah 
dilakukan, yakni dua kali di Laboratorium Fasilkom UI Depok dan satu di Laboratorium 
SMAN 1 Purworejo. Dalam tahap kedua ini, juga diundang siswa dan guru dari sekolah 
sekolah yang diperkirakan telah mempunyai infrastruktur yang cukup untuk mendukung 
pembelajaran via e-learning, yakni dari SMAN 8 Jakarta, SMAN 28 Jakarta, SMAN 70 
Jakarta dan SMPN 49 Jakarta. Ada dua tujuan pelibatan mereka, pertama untuk melihat 
perbedaan  bagaimana kemampuan siswa  STD dalam penguasaan pembelajaran via 
elearning jika dibandingkan oleh siswa siswa sekolah sekolah mapan tersebut. Kedua 
adalah sebagai inisiasi penjajakan  bahwa para guru dan siwa sekolah mapan dapat 
menjadi pembimbing/penasehat dan atau pelengkap materi pembelajaran via e-learning. 
 
Hasil observasi dan analisis data menunjukkan bahwa: 
 
•  Penerapapan Portal E-learning dapat meningkatkan pemahaman materi oleh para 
Siswa. 
•  Para siswa STD mempunyai kecekatan yang tidak kalah dibandingkan dengan siswa 
dari sekolah yang mapan, 
•  Sistem E-learning sangat bermanfaat dalam menunjang proses pembelajaran di 
sekolah dan cara yang lebih efisien dengan tidak terhambat waktu dan tempat, 
•  Terdapat beberapa faktor penghambat yang perlu diatasi guna mensukseskan 
pemakaian Sistem E-learning di Sekolah. 
•  Adanya keinginan yang sangat kuat dari siswa dan guru untuk dapat memanfaatkan 
Sistem E-learning. 
 
 
2. PENDAHULUAN 
 
 
Latar Belakang Masalah 
 
Pengamen usia Balita di kereta api, anak usia SD berjualan aqua di perempatan lampu 
merah, kerap  ditemui di kota-kota besar di Indonesia. Hasil Survei Sosial Ekonomi 
Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 1998   2
memperlihatkan bahwa anak jalanan secara  nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak. 
Pada tahun 2000, angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 5,4%, sehingga jumlahnya 
menjadi 3,1 juta anak. Pada tahun yang sama, anak yang tergolong rawan menjadi anak 
jalanan berjumlah 10,3 juta anak atau 17, 6% dari populasi anak di Indonesia, yaitu 58,7 
juta anak (Soewignyo, 2002 dalam [Harja08]). Di kota Bandung, sebagai contoh, pada 
tahun 2008 jumlah anak jalanan mencapai 8.000, sedang di Jakarta lebih dari 30.000.  
Realitas ini merupakan masalah yang sangat  serius, karena anak-anak merupakan aset 
dan tumpuan masa depan bangsa.  Mereka berhak mendapatkan  pendidikan yang 
memadai sebagai bekal melanjutkan kehidupannya. Anak-anak jalanan ini umumnya 
menjalani pendidikan seadanya, di sekolah-sekolah murah atau di rumah-rumah singgah 
yang dikelola pemerintah maupun masyarakat. Waktu belajar pun sangat minim 
dibandingkan anak sekolah pada umumnya. Jika  hujan turun pada saat mereka belajar, 
tak jarang para siswa berhamburan untuk  menjadi ojek payung. Guru-guru sekolah 
tersebut merupakan tenaga sukarela yang silih berganti datang dan pergi, sebagian besar 
mahasiswa.  
Meskipun demikian, kualitas outputnya  tidak  selalu rendah. Sekolah yang berlokasi di 
terminal Depok, yang dikenal oleh masyarakat sebagai ‘sekolah master’ (masjid 
terminal), tahun ini mencatat prestasi yang membanggakan. Dua orang lulusan sekolah 
yang dikelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Insan Mandiri ini 
berhasil diterima sebagai mahasiswa Universitas Indonesia. Selain itu, murid Paket B dan 
Paket A dari sekolah ini meraih lomba siswa berprestasi tingkat nasional, setelah pada 
tahun sebelumnya murid Paket C juga meraih juara. [Monitor Depok, 2 Agustus 2008]. 
Hal ini menandakan bahwa anak-anak jalanan ini sebenarnya memiliki potensi akademis 
yang baik, dan apabila ditangani secara serius, bisa memiliki daya saing yang setara 
dengan anak-anak yang taraf hidupnya lebih baik.  Dari kegiatan bakti sosial pelatihan 
komputer yang kerap dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fasilkom UI untuk 
siswa sekolah ini, didapatkan pula bahwa  para siswa ini mampu memiliki ketrampilan 
dasar menggunakan komputer.  
 Pada proposal ini diajukan penggunaan teknologi informasi untuk perluasan kesempatan 
belajar dan peningkatan kualitas pendidikan anak jalanan. Saat ini, internet merupakan 
sarana belajar yang mengandung berbagai keuntungan, terutama aspek fleksibilitas waktu 
dan tempat, serta kekayaan sumber-sumber pembelajaran yang dikandungnya. Adanya   3
portal pembelajaran anak jalanan, dapat  menjadi sarana komunikasi antara pihak 
pengelola sekolah dan para siswanya, dengan masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam 
mendidik anak-anak jalanan. Meskipun guru-guru yang merupakan sukarelawan itu silih 
berganti dalam periode yang pendek, mutu dari bahan ajar dapat dipelihara jika bahan 
ajar, buku rancangan pendidikan dan silabus  ini tersedia dalam repositori elektronis 
(portal) yang dapat diakses oleh setiap  guru yang baru datang. Hal ini mempermudah 
guru untuk mengikuti perkembangan pembelajaran, merancang, menjalankan dan 
mengevaluasi pembelajaran.  
Penggunaan teknologi internet oleh pengelola sekolah gratis dan anak jalanan ini juga 
merupakan hal yang  feasible untuk dilakukan. Harga koneksi  internet saat ini semakin 
murah. Ini ditandai dengan jumlah pemakai internet untuk di Indonesia terus meningkat. 
Menurut data dari APJII, pada tahun 2007 pemakai internet di Indonesia mencapai 25 
juta orang, meningkat 25% dibanding tahun sebelumnya.  Jumlah warnet juga semakin 
banyak. Menurut AWARI, pada awal tahun 2008 jumlah warnet di seluruh Indonesia 
sekitar 10.000,  dan diperkirakan mencapai 12.000 di akhir tahun. Biaya warnet juga 
terus turun dari tahun ke tahun, kini sekitar 4.000 rupiah per jam untuk kota Depok, 
semakin memperluas peluang masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah untuk 
menggunakan internet.  
Tujuan yang Ingin Dicapai 
Tujuan yang ingin dicapai dari proposal  ini adalah pengembangan portal pembelajaran 
untuk kemudian diterapkan dan ditinjau dampak penggunaannya dalam meningkatkan 
kualitas pendidikan anak jalanan /komunitas miskin kota dan meningkatkan efiesiensi 
pengelolaan sumber daya pembelajaran pada sekolah khusus untuk anak 
jalanan/komunitas miskin kota. Yang disebut dengan portal di sini adalah suatu web site 
berisi sumber daya pembelajaran (buku rancangan pengajaran, silabus, materi ajar, soal-
soal latihan, tutorial dari para guru), yang digunakan oleh pengelola sekolah, siswa dan 
masyarakat  yang ingin berpartisipasi. Kemudian, penggunaan portal yang dikembangkan 
ini akan ditinjau dampaknya terhadap perubahan kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini 
dapat dipergunakan oleh berbagai fihak misalnya bagi pemerintah sebagai dasar 
pembuatan keputusan. 
 
   4
Hipotesis yang Ingin Dibuktikan 
 
Hipotesis yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan portal 
pembelajaran dapat  meningkatkan kualitas  pendidikan anak jalanan/komunitas miskin 
kota dan meningkatkan efiesiensi pengelolaan  sumber daya pembelajaran pada sekolah 
khusus untuk anak jalanan/komunitas miskin kota.  
 
Manfaat Riset 
Riset ini memberi manfaat untuk berbagai pihak:  
•  Pengelola sekolah anak jalanan (komunitas miskin kota), mendapatkan sarana 
untuk mengelola sumber daya pembelajaran (terutama materi ajar dan bank soal) 
berupa repositori elektronis. Dengan repositori elektronis ini, proses pengelolaan 
lebih efisien dibandingkan pengelolaan secara manual. Di samping itu, sumber 
daya pembelajaran ini menjadi mudah  untuk dikembangkan  dan dimodifikasi 
sesuai dengan kebutuhan.  
•  Para guru dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman diantara sesamanya, 
untuk mendapatkan kemudahan dalam mengajar.  
•  Para nara sumber (yang umumnya berada di perguruan tinggi) dapat 
menyumbangkan pengetahuannya dan mengarahkan proses pembelajaran melalui 
portal ini.  
•  Masyarakat umum secara luas dapat memberikan masukan dan ide/saran untuk 
peningkatan kualitas pendidikan anak jalanan 
•  Para siswa akan mendapatkan sumber-sumber pembelajaran yang memadai, dan 
terlatih menggunakan teknologi informasi yang merupakan syarat untuk bisa maju 
di era informasi ini. Selain itu, para siswa dapat dibiasakan untuk menggunakan 
internet sebagai sarana mendapatkan ketrampilan hidup yang sangat bermanfaat 
untuk kehidupannya di masa yang akan datang.  
 
Tinjauan Pustaka 
 
Saat ini belum ada portal pendidikan yang memadai untuk komunitas miskin, sedangkan 
kondisi dunia kerja yang penuh persaingan  global menuntut para siswa ini dengan 
pendidikan yang berkualitas. Dalam penelitian ini diperkenalkan pemanfaatan portal   5
pembelajaran bagi anak jalanan khususnya di Kota Depok, yang selanjutnya dapat 
dikembangkan untuk berbagai daerah di  seluruh Indonesia. Contoh portal pendidikan 
adalah Student Centered e-Learning Environment yang digunakan di Fasilkom UI 
[SCeLE]. 
 
Kegiatan yang diusulkan dalam proposal ini sejalan dengan misi Depdiknas, yakni  
memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan 
prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI. 
 
Kegiatan ini juga mendukung Konsep Umum Pendidikan Kesetaraan, mengenai 
diversifikasi layanan pendidikan kesetaraaan, yang menyatakan bahwa e-Learning, yaitu 
pembelajaran pendidikan kesetaraan secara online (e-learning) sebagai alternatif bagi 
peserta didik yang relatif sulit untuk bertemu langsung dengan tutor atau meninggalkan 
tempat kerjanya. Untuk perluasan akses pendidikan non-formal kesetaraan, pemerintah 
telah membentuk   Direktorat  Pendidikan  Kesetaraan   yang  tadinya berupa   sub - 
direktorat   pada    Direktorat   Pendidikan   Masyarakat, dikukuhkan melalui Program 
pendidikan  kesetaraan  telah  berperan penting dan sangat signifikan dalam   
memberikan  layanan  pendidikan  bagi   mereka   yang  putus sekolah, anak-anak   yang   
kurang   mampu,  anak-anak   dari   etnis minoritas, anak-anak  di  daerah   terpencil,  
anak-anak  jalanan,   dan peserta didik dewasa. 
 
3. METODOLOGI RISET 
 
Riset ini bersifat eksperimental kuantitatif, yang dilakukan dengan pengembangan portal 
dan uji coba portal pada sekolah khusus anak jalanan/komunitas miskin kota. Tahapan 
penelitian  meliputi:  
 
(1) Survei, dengan sampel Pusat Kegiatan  Belajar Masyarakat (PKBM)  Bina Insan 
Mandiri yang berlokasi di terminal Depok. Subjek yang diteliti dalam riset ini adalah 
siswa Paket C (SMA).  Konteks  akses portal bagi masyarakat pedesaan akan dipelajari 
sehingga hasil riset ini dapat memberikan arah riset lanjut yang lebih luas 
pemanfaatannya. 
   6
(2) Pengembangan portal, dilakukan di Fasilkom UI. Portal ini merupakan situs web 
dengan menu yang disediakan untuk pengelola sekolah, guru, siswa dan masyarakat. 
Fungsionalitas yang ada di dalamnya meliputi manajemen materi ajar, forum diskusi, 
manajemen pengguna dan statistik pengaksesan portal.  
 
(3) Uji coba penggunaan portal, dengan tahapan meliputi:  
(a)   Pelatihan penggunaan portal untuk siswa, guru dan pengelola sekolah. 
Pelatihan melibatkan minimal 10 siswa Paket C (SMA), 2 guru dan 1 
pengelola sekolah.    
(b)  Upload berbagai sumber daya pembelajaran SMA oleh guru dan tim peneliti. 
Mata pelajaran yang dipilih adalah mata pelajaran diujikan dalam UAN SMA, 
yang meliputi Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.  
(c)  Penggunaan portal untuk sarana belajar oleh para siswa.  
     Selama uji coba ini dilakukan pengambilan data melalui kuesioner.  
 
(4) Analisis data kuantitatif. Analisis terhadap aspek peningkatan kualitas pendidikan 
dilakukan dari dua aspek, yaitu hasil (capaian) siswa dan proses. Untuk mengetahui 
dapak dalam hal capaian belajar dilakukan dengan membandingkan nilai siswa yang 
menggunakan portal dan tidak menggunakannya. Sedangkan dari segi proses 
pembelajaran, akan dilihat dari interaksi  siswa dengan guru, dan antar siswa. Analisis 
terhadap aspek efisiensi pengelolaan sumber daya pembelajaran dilakukan dengan 
melihat pendapat dari pengelola sekolah.  
 
(5) Penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang ingin diambil menjawab  tujuan riset, yakni 
apakah penggunakan portal ini dapat meningkatan kualitas pendidikan dan meningkatkan 
efisiensi pengelolaan sumber daya pembelajaran.  
 
4. CAPAIAN PELAKSANAAN RISET 
 
4.1 Survei dan sampel, telah dilakukan survei ke  lokasi, Sekolah Terminal Depok. 
Berdasarkan data hasil survei dapat disimpulkan bahwa Sekolah Terminal Depok 
(STD) sangat potensial sebagai sampel penelitian ini. Sekolah ini walaupun bersifat 
nonformal dan gratis, namun sudah berada dalam binaan salah satu SMA dan SMP 
negeri di Depok. Dilihat dari segi sebaran asal siswa, sekolah ini tidak hanya   7
memiliki siswa dari daerah Depok, tetapi juga dari daerah di luar Depok. Beberapa 
alumni sekolah ini juga berhasil diterima sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia. 
Dari segi infrastruktur, STD telah memiliki tempat yang permanen, aliran listrik, dan 
saluran telepon. Sarana tersebut memungkinkan diberikannya bantuan seperangkat 
PC dan sambungan Internet.  Dari STD diundang 10 guru dan 10 siswa. Kemudian 
Tim juga mengundang masing masing 10 guru  dan 10 siswa dari sekolah sekolah 
yang diperkirakan telah mempunyai fasilitas yang baik, antara lain SMA 8 Jakarta,  
SMA 28, SMA 70, Jakarta dan SMP 49 Jakarta.  Tujuan undangan ini paling tidak 
ada dua, pertama untuk melihat seberapa jauh perbedaan kemampuan anak anak STD 
dibandingkan dengan sekolah lain yang lebih mapan, dan kedua adalah untuk 
menginisiasi kemungkinan sekolah sekolah yang mapan ini menjadi pemicu dan mitra 
pembina bagi sekolah semacam STD. 
 
4.2 Perancangan dan implementasi portal. Portal permanen  telah dirancang dan 
dimplementasikan pada tanggal 17 January 2009 dengan situs 
http://esfindo.cs.ui.ac.id. Sebelumnya  portal tersebebut berlokasikan  
http://kreator.ismywe.com/scele dan juga di  http://dl2.cs.ui.ac.id/sma. Secara 
umum fitur-fitur SCELE for School dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu 
RESOURCES dan ACTIVITIES. Fitur Resources terdiri dari: Insert a label, Link to a 
file or web site, dan Embed a video, sedangkan fitur Activities terdiri dari: Chat, 
Discussion Forum, Assignment, dan Quiz. 
 
Portal ini mendapat respon yang positif dari sejumlah guru, terutama karena fitur-
fiturnya sesuai dengan konsep pedagogi, diantaranya dapat mendukung pemantauan 
proses pembelajaran dengan fasilitas report yang dapat menampilkan data semua 
aktivitas siswa di portal ini. Proses interaksi antara guru-guru, guru-siswa dan siswa-
siswa juga didukung dengan fitur online discussion forum dan chat.  
 
Materi pembelajaran yang telah disiapkan adalah masing-masing satu modul Bahasa 
Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika  untuk kelas X SMA. Terlampir adalah 
beberapa screenshots portal. 
 
4.3 Uji coba / Pelatihan  sistem oleh para guru (tahap satu).   Pelaksanaan ujicoba 
tahap ini berlangsung pada bulan Desember 2008. Uji coba ini  dilaksanakan pada   8
acara pelatihan pemanfaatan sistem e-Learning yang bertempat di laboratorium 
komputer Fasilkom UI. Para guru STD  yang hadir sebagai peserta berjumlah 10 
(sepuluh) orang dengan didampingi pimpinan sekolah. Pelaksanaan pelatihan ini 
sengaja hanya melibatkan guru dikarenakan para siswa masih  menjalani ujian. 
Pelatihan diberikan kepada guru juga merupakan permintaan khusus dari pimpinan 
STD. 
 
4.4 Uji coba / Pelatihan sistem guru dan siswa (tahap dua).   Pelaksanaan ujicoba 
tahap kedua ini berlangsung dua kali yakni  tanggal 17 Januari dan 24 Januari 2009. 
Pada tanggal 17 januari 2009 diadakan ujicoba oleh guru SMA 8, SMA 70 Jakarta 
dan siswa siwa STD, SMA 8 dan SMA  70 Jakarta. Sedangkan pada tanggal 24 
Januari 2009 ujicoba diikuti oleh SMAN 28 Jakarta dan SMP 49 Jakarta.  
 
Pelatihan diawali dengan pembukaan yang  menjelaskan tujuan dan harapan dari 
pelatihan, dilanjutkan dengan pengenalan konsep e-learning, lalu  diikuti oleh tanya 
jawab. Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan di dalam laboratorium. Diberikan 
waktu untuk ishoma, lalu dilanjutkan dengan pelatihan pada sesi siang. Dalam 
pelatihan ini guru diarahkan untuk menguasai fitur fitur login, merubah profile, 
melihat participants, management file, membuat slot pengajaran dengan mengkaitkan 
file hasil upload atau link ke website, membuat forum, memposting di news, 
memposting di forum,  memantau aktifitas siswa, membuat assignemnt, dan membuat 
feed back / tanggapan terhadap quiz  on line. Sedangkan siswa diarahkan untuk 
menguasai fitur fitur login, merubah profile, melihat participants, membaca materi 
pelajaran, memposting/reply news, memposting/reply forum,  membaca dan 
mengupload assignments, melakukan chatting,  melakukan kuis online, melihat 
feedback kuis, dan melihat resources. Jadwal rinci kegiatan terdapat pada lampiran 
laporan ini. 
 
4.5 Analisis data kuantitatif 
 
Untuk melihat pengaruh portal terhadap peningkatan kualitas pendidikan, diadakan 
aktifitas pre-test dan post-test dengan materi pemelajaran bilangan pangkat – 
matematika bagian awal kelas X SMA. Pada saat pre-test, siswa langsung melakukan 
test pilihan ganda on-line sesuai dengan jadwal yang telah diberikan, pada saat selesai   9
siswa langsung diberikan arahan untuk membaca materi pendukung test dalam waktu 
yang telah diberikan, kemudian siswa melakukan  post-test.  Tabel berikut adalah 
ringkasan data nilai test yang diperoleh  
 
Jenis Test  Sekolah  Rerata Waktu Test
(menit) 
Nilai Min Nilai Maks  Rerata Nilai
Pre-Test STD  8.7  0  70  33 
 SMA 4.1  20 100 71.3 
Post-Test STD  4.5  20  90  50 
 SMA 3.1  20 100 90.7 
 
Dalam tabel ini, STD menyatakan Sekolah Terminal Depok, SMA adalah SMAN 8 
dan SMAN 70 Jakarta.  Rerata Waktu test adalah rata rata test dilakukan oleh siswa, 
Nilai Min adalah nilai minimum, Nilai  Maks adalah nilai maksimum, dan Rerata 
Nilai adalah nilai rata rata.   Terlihat bahwa nilai STD  lebih rendah dibandingkan 
dengan nilai SMA, hal ini sesuai dengan status sekolah tersebut  yang merupakan 
sekolah unggulan dengan fasilitas pemelajaran yang sangat baik. Namun jika dilihat 
dari pengaruh pemakaian portal, baik  STD dan SMA mengalami kenaikan, dari 
lamanya waktu penyelesaian mereka dapat menyelesaikan waktu yang lebih singkat, 
dan nilainya pun mengalami peningkatan. Jika dilihat dari rata rata nilai, kenaikan 
mencapai sekitar 20 point. Hasil ini menunjukkan dukung terhadap hipotesa yang 
telah disusun oleh riset ini. 
 
Hasil observasi lainnya menunjukkan bahwa pada awalnya, siswa STD lambat dalam 
proses pelatihan. Namun tidak lebih dari 30 menit kemudian, mereka telah dapat 
menguasai pemakaian portal tidak kalah cekatan dibandingkan dengan rekan mereka 
dari SMA unggulan. Hasil ini menunjukkan bahwa pada dasarnya siswa mempunyai 
potensi yang sama, hanya lingkungan dan fasilitas yang membedakan perkembangan 
mereka. Dengan dukungan fasilitas dan perhatian yang cukup, tim yakin bahwa siswa 
siswi sejenis STD dapat mampu bersaing dengan sekolah unggulan lainnya. 
 
 
 
   10
4.6 Pengaruh Portal 
 
Untuk melihat pengaruh portal terhadap proses pemelajaran dan aspek efisiensi 
pengelolaan, tim pelatihan melakukan observasi beberapa aspek di portal dan setelah 
memperhatikan antara lain: 
•  Tersedianya fasilitas pemberian materi dari guru ke siswa, 
•  Tersedianya media komunikasi guru–siswa, guru-guru dan siswa-siswa, 
•  Tersedianya fasilitas test on-line dan pemberian feedback terhadap hasil test, 
•  Tersedianya rekaman aktivitas seluruh siswa secara rinci, 
•  Tersedianya semua fasilitas ini tanpa terhalang waktu dan tempat, 
Maka dengan adanya ketersediaan materi pembelajaran, komuniksi seluruh pihak 
terkait, fasilitas test on-line, rekaman aktivitas siswa yang semuanya tersedia tanpa 
terhalang oleh waktu dan tempat -- dapat disimpulkan bahwa keberadaan Portal ini 
dapat lebih mengefisienkan pengelolaan sumber daya pemelajaran. 
 
Ini juga sesuai harapan yang telah disampaikan oleh beberapa sekolah terhadap 
kesediaan portal e-learning ini  antara lain bahwa: 
•  diharapkan proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif [SMAN8] 
•  memfasilitasi siswa yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda (cepat / 
lambat). [SMAN8] 
•  Mengatasi gangguan KBM saat terjadi bencana, antara lain banjir [SMAN8] 
•  Meningkatkan kemampuan komunikasi siswa [SMAN28] 
 
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh para siswa dan guru peserta pelatihan 
(lihat analisis dan rekapitulasi data kuesioner siswa dan guru di bawah). 
 
 
4.7 Kajian Portal di daerah Pedesaan 
 
Untuk melihat studi akses sistem oleh  masyarakat pedesaan, tim telah melakukan 
pengkajian aspek teknologi dan akses sistem oleh masyarakat desa.  
•  Kajian akses teknologi di daerah pedesaan dilakukan dengan mencoba mengakses 
sistem di beberapa lokasi daerah  kota dan pedesaan Sukabumi, sebagai indikator 
tim mencatat kecepatan akses (bits per second) dari provider internet Indosat.   11
Hasil menunjukkan tersedianya fasilitas internet dengan kecepatan yang cukup 
untuk mengakses portal dari daerah, untuk daerah pedesaan (luar kota) kecepatan 
tercatat kurang lebih 40 Kpbs, sedangkan di daerah kota tercatat kurang lebih 220 
Kbps. Dengan mempertimbangkan kecepatan ini, maka materi materi dasar / non 
flash harus disiapkan agar tak memperlambat akses materi. 
Kecepatan Akses 
(Kbps) 
Sinyal 
Strength  No  Lokasi 
Download Upload Bar  % 
Keterangan 
SDN 
Bungamelur  42 16 4 87
Perkebunan Bungamelur, 
Ciparay 
Rumah 
Penduduk  43 14 2 43
Perkebunan Bungamelur, 
Ciparay 
Rumah 
Penduduk  47 15 4 64
Kampung Sukawargi, Desa 
Pasawahan 
4  SMPN Takokak  45 14 4 80
Kampung Pasirkupa, Desa 
Pasawahan 
SMKN 1 
Takokak  45 15 4 83
Kampung Pasanggrahan, 
Desa Pasawahan 
6  Kota Sukabumi  223 50 5 100   
 
 
•  Akses sistem juga dilakukan oleh guru dan siswa  SMA 1 Purworejo, pelatihan 
diadakan untuk guru dan siswa pada tanggal  19, 26 dan 28 Januari 2009. 
Pelatihan 19 Januari terpaksa dilanjutkan pada hari lainnya karena ada gangguan 
listrik di lokasi.  Sambutan hangat dan antusias sekolah disampaikan oleh  
pengelola sekolah, guru dan siswa. Beberapa data terekam dalam kuesioner yang 
dibagikan. Analisis data ini akan digabung dengan data dari sekolah lainnya.  
 
4.8 Analisis Data kuesioner 
 
Laporan Desember 2008 hanya mencakup data dari kuesioner guru guru STD,  kali ini 
analisis dilakukan juga  terhadap seluruh data terkumpul hingga akhir 28 Januari 2009.  
Rincian rekapitulasi data kuesioner  terdapat di lampiran.  Dua hal yang perlu disimak 
adalah informasi yang dapat ditarik dari kuesioner tersebut, yakni kebiasaan penggunaan 
komputer dan persepsi terhadap e-learning. 
 
Dalam aspek kebiasaan penggunaan komputer, sebagian besar siswa NSTD  ( SMA 8, 28, 
70 Jakarta  dan SMA 1 Purworejo ) sebanyak 90% mempunyai komputer, sedangkan 
STD hanya 9% (satu orang) yang mempunyai komputer. 62% dari NSTD yang punya   12
komputer, sudah mempunyai koneksi internet di rumahnya. 81% NSTD telah tahu dan 
menguasai penggunaan software populer dari Ms Office seperti Ms Word, MS Excel, dan 
Ms Power Point. Sedangkan STD hanya 28% yang tahu. Namun yang cukup 
mengesankan sebagian besar siswa baik NSTD 100% dan STD 45% sudah mempunyai e-
mail account, dari situ hanya 65% NSTD yang sering memakai dan memeriksa e-mail.  
Situs yang sering dikunjungi antara lain web mail seeprti Yahoo, search engine seperti 
Google, dan situs jejaringan sosial seperti Friendster dan Facebook, jumlah pengakses 
masing masing NSTD 21%, 30% dan 20%  , sedangkan STD masing masing 33%, 33% 
dan 17%. 
 
Dalam aspek persepsi terhadap e-learning, siswa yang tahu tentang ini adalah NSTD 
52%, dan STD 18%, selebihnya kebanyakan pernah dengar tapi tak tahu apa artinya.  
Sebanyak 55% siswa NSTD sudah memanfaatkan internet untuk menunjang 
pembelajaran, sedangkan STD hanya 27%. Metoda blended (campuran) antara 
pengajaran tradisional dan e-learning merupakan metoda yang paling disukai, ini 
dinyatakan oleh  91% siswa NSTD dan  64%  STD, sedangkan yang tetap ingin 
tradisional, NSTD 3% dan STD 36%. Seandainya e-learning telah diterapkan di 
sekolahnya, para siswa menginginkan seluruh fitur fitur yang  dipelajari selama latihan 
dipakai. Dan yang menggembirakan adalah pendapat seluruh siswa yang menyatakan e-
learning  bermanfaat untuk meningkatkan kualitas belajar, dimana yang menyatakan 
sangat bermanfaat  adalah 90% NSTD, dan 73% STD, sedikit bermanfaat, 10% NSTD 
dan 27% STD. 
 
Tim peneliti berharap bahwa para guru paling tidak mempunyai skill dan pengetahuan 
yang memadai untuk menunjang suksesnya pemakaian sistem e-learning.  Ternyata hal 
ini didukung oleh pengalaman dan pendapat para guru, memang ditemukan ada beberapa 
kendala yang harus diatasi.  Kali ini, data tidak termasuk guru dari STD, harapan utama 
dari sini adalah guru guru dari sekolah yang sudah mapan akan dapat berkontribusi aktif 
menyumbangkan materi di e-learning  dan dapat segera dimanfaatkan oleh guru guru dari 
semacam STD. Dari seluruh 52 guru yang  ikut pelatihan, semuanya 100% sudah 
mempunyai komputer di rumahnya, dan yang sudah terhubung internet 56%.  Dan yang 
sangat nyaman bekerja dengan komputer 67%, sedangkan 33% hanya memakainya jika 
perlu.  Mayoritas – 86% --  juga sudah tahu memakai browser seperti Internet Explorer 
atau Firefox. Tentang cara pemakaian software populer MS Office seperti MS Word,   13
Excel dan Power Point, 69% menyatakan sering memakai, sisanya hanya tahu salah satu, 
dan hanya 12% yang tak tahu tapi mau belajar.   Kemudian, yang telah mempunyai akun 
e-mail sebanyak  86%, dari situ 49% sering memakai dan memeriksanya.  
 
Namun hanya sedikit guru yang tahu tentang e-learning, yakni 33% selebihnya tak tahu 
sama sekali. Dan dari situ yang sudah memanfaatkan fasilitas internet (e-learning dasar) 
hanya 17%, sisanya belum sama sekali. Mereka yang sudah memanfaatkan, kebanyakan 
62% dar 17% berarti sekitar 10%  memakai e-mail dan mailing list, hanya 13% yang 
sudah memakai LMS seperti Moodle, 25% memakai media lain. Pada pemanfaatannya, 
86% siswa aktif dengan komposisi 45% sangat aktif dan 44% cukup aktif. Lebih dari 
70% memakai pola metoda Blended dengan materi e-learning sekitar 50%. Dan semua 
yang telah menerapkan teknik e-learning, akan meneruskan metoda e-learning di 
kelasnya. 
 
Sementara dari mereka yang belum memakai internet – 83% -- berpendapat ada beberapa 
faktor yang mengambat, antara lain  kurangnya skill 36%, kurangnya kesadaran 
pemanfaatan e-learning 10%, Infrastruktur yang kurang memadai di sekolah, 16%, 
kurangnya persiapan pembuatan materi 17%, kurangnya informasi fitur fitur e-learning 
18%, dan 3% menyatakan kurangnya dukungan dari Manajemen Sekolah.  Dan semua 
guru 100% berpendapat bahwa e-larning sangat bermanfaat dalam menunjang aktifitas 
pembelajaran. Dan mereka yang belum tahu  tentang e-learning ini, 90% menyatakan 
akan menerapkan metoda e-learning dengan metoda Blended sekitar 50% materi e-
learning dan sisanya tradisional, seluruh fitur e-learning pun ingin dimanfaatkan. 
Mayoritas -- 67% -- berpendapat sebaiknya e-learning memakai bahasa Indonesia. 
 
 
4.9. Harapan dan Kekhawatiran Siswa STD 
 
Yang juga patut diperhatikan juga  adalah harapan dan kekhawatiran dari para siswa STD 
tentang keberadaan Portal E-learning. Informasi ini dirangkum dari kuesioner yang telah 
di isi oleh para peserta pelatihan: 
 
•  jika ada e-learning di sekolah, maka saya akan mempelajarinya dengan sepenuh 
hati dan e-learning sebagai penambah wawasan.   14
•  ingin ada e-learning di sekolah agar saya dan teman teman dpat belajar walaupun 
tidak ada guru 
•  saya ingin lebih jauh mengenal dalam belajar e-learning, tapi  saya tidak pernah 
melakukannya di sekolah saya 
•  harapan saya di sekolah ada komputer yang lengkap agar bisa memakainya untuk 
berbagai kegiatan, 
•  semoga di sekolah kami ada e-learning agar lebih mudah belajar, 
•  semoga ada guru yang mau ngajari e-learning di sekolah 
•  dengan adanya e-learning di sekolah diharapkan daat membantu siswa belajar 
lebih semangat, 
•  harapan saya e-learning dapat membentuk dalam pembelajaran dan pengetahuan 
siswa, 
•  memudahkan pembelajaran dan juga mencari materi 
•  semua tugas yang sudah dikirim agar bisa dinilai segera, 
•  semuga kegiatan ini (pelatihan) dapat  diterapkan di sekolah dengan secepat 
mungkin 
Kekhawatiran 
•  saya takut tak bisa mempelajari dan menggunakannya, 
•  saya takut kalau e-learning dipakai untuk membuka yang tidak tidak (selain 
pelajaran) 
•  saya takut karena belum mempelajari e-learning 
•  siswa menjadi malas untuk datang ke sekolah 
•  takut dipakai untuk macam macam yang ga ada gunanya, 
•  saya takut siswa menjadi senang dengan  adanya e-learning tapi fasiltiasnya 
kurang, 
•  banyak anak yang ingin belajar melebihi fasilitas yang ada, 
•  saya takut nilai saya ketahuan sama teman lain, 
•  siswa akan terus menerus memakai komputer dan lebih sedikit membaca buku, 
•  siswa menjadi malas melakukan kegiatan yang lain, 
 
Hasil analisis data dan informasi dari peserta ini akan bermanfaat membantu pihak-pihak 
terkait untuk merealisasikan harapan harapan dan meminimumkan terjadinya 
kekhwatiran para siswa STD. Minimum,  Tim LitBang Esfindo akan tetap menjadi   15
pembimbing pemanfaatan E-learning di STD, kegiatan ini akan diprogramkan sebagai 
bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen dan mahasiswa. 
 
5.  PERENCANAAN  RISET LANJUT   
 
Tindaklanjut dari hasil riset ini dapat berupa kegiatan riset yang bertujuan meningkatkan 
kualitas portal pembelajaran dan kegiatan  implementasi di masyarakat yang akan 
melibatkan berbagai pihak. 
 
Kegiatan riset lanjutan misalnya dapat memfokuskan pada upaya peningkatan 
kemudahan pemakaian portal oleh semua pihak  terkait, dan perluasan portal agar dapat 
diakses oleh seluruh komunitas miskin di Indonesia – yang terakhir ini riset akan terkait 
dengan proses tersebar (distributed computing,  data grid computing) . 
 
Kegiatan implementasi di masyarakat pertama-tama adalah pengadaan infrstruktur  untuk 
pembelajaran satu atau dua mata pelajaran di salah satu Pengelola Pendidikan Komunitas 
Miskin [PPKM]. Beberapa pihak terutama donatur tetap dan tidak tetap akan dilibatkan 
untuk penyediaan beberapa komputer dan akses internet ke portal. Dalam 
implementasinya, beberapa aspek yang harus  diperhatikan adalah  pedagogi, penyajian, 
keterbacaan, dan interaksi.  
 
Khusus untuk daerah daerah yang benar benar minim (kumuh dan kekurangan fasilitas), 
asrama asrama penampung anak jalanan dan panti panti asuhan anak yatim piatu, perlu 
kerjasama dari beberapa pihak terkait untuk memanfaatkan fasilitas portal ini. 
Pendekatan bisa dilakukan dengan mengajak Direktorat Pendidikan Dasar dan 
Menengah,  Kepala Dinas Pendidikan  Propinsi dan Kelurahan setempat guna 
memfasilitasi berdirinya unit PPKM.  Perluasan implementasi untuk menjangkau 
masyarakat yang lebih luas seperti pedesaan juga dapat dilakukan. PPKM dan Sekolah 
sekolah yang minim fasilitas pembelajaran  dapat memanfaatkan Portal ini, kemudahan 
infrastruktur TIK yang sudah disediakan oleh beberapa provider dapat dijadikan modal 
dasar. 
 
Kegiatan implementasi tersebut juga dapat diperluas untuk penyediaan layanan ujian 
kesetaraan paket A (SD), B ( SMP) dan C (SMA).  Pengayaan sumber pembelajaran akan   16
ditingkatkan,  minimal dengan penyediaan akses atau mirror buku sekolah elektronis 
(Buku Sekolah Elektronik http://bse.depdiknas.go.id atau http://kambing.ui.edu/bse/ ). 
Dengan demikian, manfaat lanjut dari riset ini dapat berdampak pada dukungan terhadap 
pemerintah dalam upaya untuk  mengurangi  kemiskinan dan membantu masyarakat 
miskin untuk dapat mendapatkan kemampuan dalam upaya mencapai kehidupan yang 
lebih baik. 
 
DAFTAR PUSTAKA 
 
[Diknas]  Profil Kesetaraan, Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas, 
http://www.kesetaraan.net 
[Harja08] Masalah anak jalanan, www.harjasaputra.wordpress.com  
[Monde08]  Harian Monitor Depok, 2 Agustus 2008.  
[Fas]    Sekolah Gratis di Terminal Depok, http://www.fasilitator-masyarakat.org 
[SCeLE]  Student Centered eLearning Environment, http://scele.cs.ui.ac.id   17
Daftar Lampiran: 
1.  Rekapitulasi Kuesioner siswa dan guru 
2.  Rekapitulasi Kuesioner Fitur Sistem 
3.  Hasil Pre-Test dan post-Test siswa 
4.  Foto foto kegiatan 
5.  Manual singkat Esfindo – modul Guru 
6.  Manual singkat Esfindo – modul Siswa   18
Rekapitulasi data kuesioner Siswa 
KEBIASAAN MENGGUNAKAN KOMPUTER 
01  Apakah anda punya komputer pribadi (PC) di rumah anda? 
a  NSTD 90%, STD 9%, Ya,       
b  NSTD 10%, STD 91%, Tidak,  
02  Jika ya, apakah komputer (PC) di rumah anda terhubung dengan internet? 
   a. NSTD 62%, STD 0%, Ya,       
   b. NSTD  38%, STD 100%, Tidak,  
03  Apakah anda memiliki laptop untuk menunjang pekerjaan anda setiap hari? 
a  NSTD 35%, STD 0%,Ya 
b  NSTD 65%, STD 100%, Tidak 
04  Seberapa nyamankah anda bekerja dengan komputer? 
a  NSTD 58%, STD 46%, Sangat nyaman dan saya sangat mengandalkan 
komputer menyelesaikan sebagian besar tugas sekolah saya, 
b  NSTD 42%, STD 45%,  Saya menggunakan komputer jika hanya saya sedang 
benar-benar membutuhkannya.,  
c  NSTD 0%, STD 9%, Saya sangat tidak nyaman menggunakan komputer, 
sangat menyusahkan,  
d  Saya bahkan tidak tahu cara mengendalikan mouse. 
05  Apakah anda tahu cara menggunakan web browser (Internet Explorer atau 
Firefox) untuk terhubung dengan internet? 
a  NSTD 97%, STD 9%, Ya, saya sering menggunakannya,  
 
b  NSTD 0%, STD 18%Hanya melihat orang lain menggunakannya.,  
c  NSTD 3%, STD 73%, Tidak tahu, tapi saya mau belajar, 
d  Tidak tahu, dan tidak mau tahu. 
06  Apakah anda tahu cara menggunakan piranti office seperti Ms. Word, Ms. Excel, 
Ms. Power Point? 
a  Ya, saya sering menggunakannya., NSTD 81%, STD 28% 
b  NSTD 0%, STD 9% Hanya tahu salah duanya, yakni: ____________________ & 
_____________________,  
c  NSTD 3%, STD 27%, Hanya tahu salah satunya, yakni: ____________________, 
d  NSTD 14%, STD 18%, Saya mengerti sedikit, namun sering mengandalkan 
orang lain menggunakannya., 
e  NSTD 1%, STD 18%, Tidak tahu, tapi saya mau belajar, 
f  Tidak tahu, dan tidak mau tahu 
07  Apakah anda punya pengetahuan mendasar tentang penggunaan email? 
a  Ya, saya punya satu atau lebih account email dan sering menggunakan dan 
mengeceknya., NSTD 65%, STD 0% 
b  NSTD 35%, STD 45%, Ya, saya tahu email dan punya account, namun sangat   19
jarang mengaksesnya,  
c  NSTD 0%, STD 55%, Tidak tahu, tapi saya mau belajar.,  
d  Tidak tahu, dan tidak mau tahu. 
08  Lingkari beberapa situs internet yang paling sering anda kunjungi dan 
manfaatkan: 
a  NSTD 7%,  STD 0% Situs blogging (blogspot, wordpress, etc) 
b  NSTD 7%, STD 17%, Portal berita (detikcom, cnn, okezone, etc) 
c  NSTD 21%, STD  33%,   Email (Yahoo!Mail, MSN Live, Gmail, etc) 
d  NSTD 30%, STD, 33%  Search engine (Google, Yahoo!, etc) 
e  NSTD 20%, STD 17% Situs jejaring sosial (Friendster, Facebook, Myspace, 
etc) 
f  NSTD 12%, STD 0% Video dan Audio Streaming (Youtube, LastFM) 
g  Situs bookmark (del.icio.us, ma.gnolia, etc) 
h  NSTD 3%, STD 0%  Lain-lain, sebutkan: ________________________ 
PERSEPSI TERHADAP E-LEARNING 
09  Apakah anda tahu tentang e-learning? 
a  NSTD 52%  STD 18% , Ya, saya tahu 
b  NSTD 45% STD 55% , Pernah dengar, namun tidak begitu yakin mengerti 
c  NSTD 1%,  STD 27% Tidak tahu sama sekali 
10  Apakah di kelas, anda telah memanfaatkan media internet untuk menunjang 
pembelajaran anda? 
a  NSTD 55%, STD 27%  Ya 
b  NSTD 45%  STD 73% Tidak sama sekali 
11  Jika jawaban nomor 10  adalah (a), media apa yang biasa anda gunakan sebagai 
penunjang pelajaran? 
a  NSTD 32%, STD 20% Surat elektronik (email) 
b  NSTD 15%, STD 20%  Mailing list 
c  NSTD 32%, STD 40%  Forum online 
d  NSTD 7%, STD 20% Perangkat lunak khusus e-learning 
e  NSTD 14%, STD 0%  Lain-lain, sebutkan: ________________________ __ 
12  Secara umum, apakah anda lebih memilih belajar penuh secara tradisional (tatap 
muka di kelas) atau ditunjang dengan media internet (e-learning)? 
a  NSTD 3%, STD 36%, Penuh tradisional 
b  NSTD 60%, STD  46% Setengah tradisional, setengah e-learning 
c  NSTD 31%, STD 18%,  e-learning hanya sebagai perangkat pelengkap saja 
d  NSTD 6%, STD 0% Sebagian besar e-learning (sedikit tatap muka) 
13  Dalam bayangan anda, aktivitas apa yang dapat lakukan melalui e-learning untuk 
menunjang pembelajaran anda? (jawaban bisa lebih dari satu) 
a  NSTD 10%, STD 8% Kuis/Ulangan harian online    20
b  NSTD 19%, STD 25% Mengumpul tugas secara online 
c  NSTD 18%, STD 17% Latihan soal online 
d  NSTD 21%,  STD 12%  Mengunduh (download) materi-materi pelajaran (e-
book/slide ppt) 
e  NSTD 15%,  13% Mendiskusikan materi pelajaran dan tugas melalui forum 
diskusi 
f  NSTD 17%, 25% STD Memperkaya materi belajar dengan fitur tambahan 
seperti video streaming, ebook, link web site, dll. 
g  Lain-lain, sebutkan:________________________  
14  Apakah menurut anda, penerapan e-learning di dalam kelas (akan) memberikan 
manfaat dalam rangka meningkatkan kualitas belajar? 
a  NSTD  90%, STD 73% Tentu sangat bermanfaat 
b  NSTD 10%, STD 27%  Memberikan sedikit manfaat 
c  Tidak memberikan manfaat apapun 
d  Malah justru menurunkan kualitas pembelajaran, karena: 
______________________  
   21
Rekapitulasi data kuesioner Guru 
 
Kebiasaan pengunaan komputer 
01  Apakah anda punya komputer pribadi (PC) di rumah anda? 
a  100%, Ya 
b  0%, Tidak 
02  Jika ya, apakah komputer (PC) di rumah anda terhubung dengan internet? 
a  56%, Ya 
b  44% Tidak 
03  Apakah anda memiliki laptop untuk menunjang pekerjaan anda setiap hari? 
a  56%, Ya 
b  44%, Tidak 
04  Seberapa nyamankah anda bekerja dengan komputer? 
a  67%, Sangat nyaman dan saya sangat mengandalkan komputer untuk 
melakukan sebagian besar pekerjaan saya 
b  33%, Saya menggunakan komputer jika hanya saya sedang benar-benar 
membutuhkannya. 
c  Saya sangat tidak nyaman menggunakan komputer, sangat menyusahkan. 
d  Saya bahkan tidak tahu cara mengendalikan mouse. 
05  Apakah anda tahu cara menggunakan web browser (Internet Explorer atau 
Firefox) untuk terhubung dengan internet? 
a  86%, Ya, saya sering menggunakannya 
b  2%, Hanya melihat orang lain menggunakannya. 
c  12%, Tidak tahu, tapi saya mau belajar 
d  Tidak tahu, dan tidak mau tahu. 
06  Apakah anda tahu cara menggunakan piranti office seperti Ms. Word, Ms. Excel, 
Ms. Power Point? 
a  69%, Ya, saya sering menggunakannya. 
b  19%, Hanya tahu salah duanya, yakni: ____________________ & 
_____________________ 
c  6%, Hanya tahu salah satunya, yakni: ____________________ 
d  6%, Saya mengerti sedikit, namun sering mengandalkan orang lain 
menggunakannya. 
e  Tidak tahu, tapi saya mau belajar 
f  Tidak tahu, dan tidak mau tahu 
07  Apakah anda punya pengetahuan mendasar tentang penggunaan email? 
a  49%, Ya, saya punya satu atau lebih account email dan sering menggunakan 
dan mengeceknya. 
b  37%, Ya, saya tahu email dan punya account, namun sangat jarang 
mengaksesnya.   22
c  14%, Tidak tahu, tapi saya mau belajar. 
d  Tidak tahu, dan tidak mau tahu. 
08  Apakah anda tahu (atau telah menggunakan) beberapa produk piranti lunak 
sistem e-learning? 
a  33%, Ya, sebutkan beberapa produk: 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
b  65%, Tidak tahu, tapi saya akan cari tahu 
c  2%, Tidak tahu, dan tidak mau tahu 
 
Rencana dan persepsi penerapan E-learning 
09  Apakah anda telah memanfaatkan e-learning dalam mata ajaran yang anda 
ajarkan di kelas? 
a  17%, Ya 
b  83%, Belum 
Jika pada pertanyaan di atas anda menjawab (a) silahkan lanjutkan ke pertanyaan 
berikutnya, jika menjawab (b) silahkan melanjutkan ke pertanyaan nomor 
tujuhbelas (17). 
10  Media yang anda manfaatkan dalam menunjang metode e-learning yang anda 
terapkan di kelas, seperti: 
a  62%, email dan mailing list (seperti yahoogroups) 
b  0%, forum online 
c  13%, e-learning tools (seperti Moodle) 
d  25%, media lain, sebutkan:______________________ 
____________________________________________ 
11  Bagaimana tingkat partisipasi siswa terhadap media yang anda pakai? 
a  45%, sangat aktif 
b  44%, cukup aktif 
c  11%, kurang aktif 
d  sama sekali pasif 
12  Seberapa besar porsi pembagian metode e-learning yang anda terapkan di dalam 
kelas? 
a  67% = 25% e-learning, 75% tatap muka 
b  11% = 50% e-learning, 50% tatap muka 
c  0% = 75% e-learning, 25% tatap muka 
d  0% = 100% e-learning 
e  22% = 100% tatap muka, dengan tambahan dukungan e-learning. 
13  Aktivitas apa saja yang dapat anda lakukan dengan media e-learning? (jawaban 
bisa lebih dari satu pilihan)   23
a  5%, Kuis/ulangan harian online 
b  33%, Menyediakan materi ajar/slide presentasi 
c  5%, Forum diskusi materi ajar 
d  19%, Forum pengumuman akademis (termasuk tugas, kuis, dll) 
e  33%, Pengumpulan tugas/PR 
f  0%, Pemberian feedback tugas dan kuis 
g  0%, Informasi daftar nilai 
h  5%, Forum komunikasi antar siswa dan antara siswa dan guru 
i  0%, Materi pengayaan (bisa berupa ebook, video streaming, link situs web, 
dll) 
j  Lain-lain, sebutkan:________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
14  Menurut anda, manfaat apa yang diberikan oleh implementasi e-learning di dalam 
kelas? (jawaban bisa lebih dari satu pilihan) 
a  25%, Menambah kemampuan siswa untuk belajar secara aktif dengan usaha 
sendiri 
b  12%, Memperlancar komunikasi 
c  19%, Memperdalam pengetahuan akan materi yang diajarkan 
d  12%, Mendorong munculnya atau teridentifikasinya kemampuan siswa 
secara spesifik (misal: bakat dan minat) 
e  13%, Kemampuan e-learning untuk diakses dari manapun dan kapanpun 
f  6%, Membantu mengatur program dan jadwal pembelajaran 
g  13%, Menyediakan dukungan untuk pembelajaran jarak jauh 
h  Lain-lain, sebutkan: ________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
15  Menurut anda, apa tantangan atau halangan terbesar dalam menerapkan metode 
e-learning dalam kelas? (jawaban bisa lebih dari satu pilihan) 
a  18%, Kurangnya kemampuan dan pelatihan teknis 
b  7%, Kurangnya kesadaran akan keuntungan dan manfaat e-learning 
c  18%, Tidak cukup memadainya tekonologi yang disediakan sekolah 
d  4%, Kemudahan penggunaan sistem online learning 
e  19%, Kurangnya waktu untuk mempersiapkan materi ajar (contoh: slide atau 
notes) 
f  15%, Kurangnya dukungan manajemen sekolah 
g  15%, Kurangnya informasi tentang hal apa saja yang disediakan e-learning 
h  4%, Perilaku siswa yang tidak mendukung (misal, siswa malas untuk online) 
i  Lain-lain, sebutkan: _______________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________   24
 
16  Apakah anda berniat untuk meneruskan penerapan metode e-learning ini di 
dalam kelas? 
a  100%, Ya 
b  0%, Tergantung situasi 
c  0%, Tidak 
 
Jika anda telah menjawab pertanyaan nomor 09 – 16, berarti anda telah selesai 
menjawab bagian ini. Silahkan melanjutkan menjawab pertanyaan nomor 
duapuluh (20). 
17  Apa alasan anda untuk belum menggunakan metode e-learning di dalam kelas? 
(jawaban bisa lebih dari satu pilihan) 
a  36%, Kurangnya kemampuan operasional dan pelatihan teknis 
b  10%, Kurangnya kesadaran akan keuntungan dan manfaat e-learning 
c  16%, Tidak cukup memadainya tekonologi yang disediakan sekolah 
d  0%, Kemudahan penggunaan sistem online learning 
e  17%, Kurangnya waktu untuk mempersiapkan materi ajar (contoh: slide atau 
notes) 
f  3%, Kurangnya dukungan manajemen sekolah 
g  18%, Kurangnya informasi tentang hal apa saja yang disediakan e-learning 
h  0%, Perilaku siswa yang tidak mendukung (misal, siswa malas untuk online) 
i  0%, Lain-lain, sebutkan: _______________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
18  Apakah menurut anda pemanfaatan e-learning akan memberikan bermanfaat 
dalam menunjang aktivitas pembelajaran? 
a  100%, sangat bermanfaat 
b  0%, tidak akan memberikan banyak manfaat 
c  0%, sama sekali tidak bermanfaat 
d  0%, memberikan dampak negatif, misalnya: _____ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
19  Apakah anda akan menerapkan metode e-learning di dalam kelas?  
a  90%, Ya 
b  10%, Tidak 
 
Jika pada pertanyaan nomor 19 anda menjawab pilihan (a), silahkan lanjutkan 
menjawab pertanyaan berikutnya. Jika anda menjawab (b) berarti anda telah 
selesai mengerjakan seluruh kuesioner ini.   25
20  Seberapa besar porsi pembagian metode e-learning yang akan anda terapkan di 
dalam kelas? 
a  67% = 25% e-learning, 75% tatap muka 
b  30% = 50% e-learning, 50% tatap muka 
c  0% = 75% e-learning, 25% tatap muka 
d  0% = 100% e-learning 
e  3% = 100% tatap muka, dengan tambahan dukungan e-learning. 
21  Aktivitas apa saja yang mungkin akan anda manfaatkan dalam penerapan e-
learning di dalam kelas anda? 
a  15%, Kuis/ulangan harian online 
b  16%, Menyediakan materi ajar/slide presentasi 
c  10%, Forum diskusi materi ajar 
d  15%, Forum pengumuman akademis (termasuk tugas, kuis, dll) 
e  12%, Pengumpulan tugas/PR 
f  5%, Pemberian feedback tugas dan kuis 
g  10%, Informasi daftar nilai 
h  8%, Forum komunikasi antar siswa dan antara siswa dan guru 
i  5%, Materi pengayaan (bisa berupa ebook, video streaming, link situs web, 
dll) 
j  2%, Informasi partisipasi kelas 
k  2%, Penilaian keaktifan pemanfaatan e-learning secara kuantitatif (nilai) 
l  Lain-lain, sebutkan: ________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
____________________________________________ 
22  Bahasa apa yang sebaiknya 
digunakan sebagai  default sistem e-
learning anda? 
a  67%, Bahasa Indonesia 
b  33%, Bahasa Inggris   26
 
LAMPIRAN  
 
REKAPITULASI DAN ANALISIS KUISIONER  - Fitur Sistem 
Tanggal Sosialisasi: 13 Desember 2008 
Peserta: Guru Sekolah Terminal Depok 
 
Peserta menjawab pertanyaan‐pertanyaan di bawah ini dengan rentang jawaban 
1 (tidak baik) – 4 (sangat baik) 
 
Jumlah Responden: 10 orang 
 
REKAP JAWABAN MENGENAI FITUR/FASILITAS SISTEM 
 
Kualitas  No  Pertanyaan/Pernyataan 
1  2  3  4 
1  Secara umum sistem memiliki fasilitas (fitur) yang 
komprehensif 
‐  1  3  6 
2  Sistem mampu memfasilitasi upload & download 
file (modul ajar) 
‐  2  3  5 
3  Sistem mampu memfasilitasi diskusi antarsiswa 
juga antara guru dan siswa 
‐  ‐  3  6 
4  Sistem mampu memfasilitasi pengerjaan kuis 
online 
‐  ‐  3  7 
5  Sistem mampu memfasilitasi chatting  ‐  ‐  4  7 
6  Sistem mampu memfasilitas pengerjaan atau 
pengumpulan tugas online 
‐  ‐  3  7 
 
Dari  hasil  rekapitulasi  kuisioner  terlihat  lebih  dari  50%  menyatakan  bahwa 
aplikasi  SCELE  for  School  telah memiliki  fasilitas  yang  komprehensif, mampu 
memfasilitas diskusi antarsiswa maupun  antara guru dan  siswa. Sementara  itu 
70%  responden  menyatakan  bahwa  aplikasi  telah  dengan  sangat  baik 
memfasilitasi  pengerjaan  kuis,  aktivitas  chatting,  dan  pengerjaan  serta 
pengumpulan  tugas  secara  online.  Sementara  itu  50%  responden menyatakan 
bahwa aplikasi dengan sangat baik memfasilitasi upload dan download file.  
 
 
 
 
 
   27
REKAP JAWABAN MENGENAI PROSEDUR OPERASIONAL 
 
Kualitas  No  Pertanyaan/Pernyataan 
1  2  3  4 
1  Disain tampilan sistem menarik ‐  3  6  2 
2  Disain tampilan sistem memudahkan navigasi 
sistem 
‐  1  7  ‐ 
3  Prakiraan jumlah waktu yang diperlukan untuk 
mempelajari sistem 
‐  3  5  2 
4  Struktur (alur) penyajian pre‐test, modul, post‐test 
mempermudah dicapainya  tujuan pembelajaran 
‐  2  5  3 
 
Terkait  prosedur  operasional  SCELE  for  School,  secara  umum  responden 
menyatakan  sudah  baik,  yaitu  lebih  dari  50%  responden  menyatakan  bahwa 
disain tampilan sistem menarik, disain tampilan memudahkan navigasi. Adapun 
mengenai jumlah waktu yang diperlukan untuk mempelajari sistem sekitar 30% 
menyatakan  kurang  dan  20%  responden  menyatakan  alur  penyajian  pre‐test, 
modul,  post‐test  kurang  mempermudah  dicapaiknya  tujuan  pembelajaran. 
Walaupun demikian sebagian besar masih berpendapat sudah baik. 
 Name Started on Completed Time taken Grade/100 #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Athrun Muhammad Bari Zala  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:37 PM 5.85 5 mins 51 secs 40 0 10 10 000001010
Nafilatul Falah  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:45 PM 14.92 14 mins 56 secs 30 10 10 00000010 0
Mega Septia Pratiwi  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:36 PM 5.133 5 mins 8 secs 70 0 10 10 10 10 0 10 0 10 10
anita rahman  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:37 PM 6.55 6 mins 33 secs 10 0 0 10 000000 0
siswa 5  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:42 PM 11.58 11 mins 35 secs 0000000000 0
aysha karlina  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:39 PM 8.55 8 mins 33 secs 40 0 10 0 0 10 0 10 0 10 0
siswa 7  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:39 PM 8.533 8 mins 32 secs 50 0 10 0 0 10 0 10 0 10 10
siswa 8  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:39 PM 8.067 8 mins 4 secs 50 10 0 0 10 0 0 10 10 0 10
syarifah aini  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:41 PM 10.73 10 mins 44 secs 30 0 10 0 0 10 0 0 0 10 0
Ansory Wiranata  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:37 PM 6.8 6 mins 48 secs 10 0000000010 0
8.672 33
Arief  Maulana  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:37 PM 5.15 5 mins 9 secs 20 00001000100 0
Poppy puspitasari  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:38 PM 7.433 7 mins 26 secs 80 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0
Trusti Dian Susanti  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:34 PM 3.5 3 mins 30 secs 80 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0
Firanza Fadilla  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:37 PM 6.6 6 mins 36 secs 30 0 10 0000010010
Rifqi  Pratama  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:38 PM 7.35 7 mins 21 secs 80 10 0 10 10 10 10 10 0 10 10
cindy perdana  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:34 PM 3.3 3 mins 18 secs 80 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0
Rezky Ramadhani  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:33 PM 2.733 2 mins 44 secs 80 10 10 10 10 10 0 10 0 10 10
siswa 23  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:32 PM 1.85 1 min 51 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 24  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:37 PM 6.367 6 mins 22 secs 90 10 0 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 25  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:35 PM 4.383 4 mins 23 secs 40 0 0 10 10 0 10 10 0 0 0
siswa 26  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:34 PM 3.817 3 mins 49 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 0 10 10
siswa 27  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:33 PM 2.75 2 mins 45 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 28  17 January 2009, 01:30 PM  17 January 2009, 01:34 PM 3.683 3 mins 41 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0
siswa 29  17 January 2009, 01:31 PM  17 January 2009, 01:33 PM 2.583 2 mins 35 secs 90 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10
siswa 30  17 January 2009, 01:35 PM  17 January 2009, 01:35 PM 0.283 17 secs 20 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0
4.119 71.33333333Name Started on Completed Time taken Grade/100 #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8 #9 #10
Athrun Muhammad Bari Zala  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:41 PM 6.43 6 mins 26 secs 70 0 10 10 10 0 10 10 0 10 10
Nafilatul Falah  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:38 PM 4.43 4 mins 26 secs 30 0 10 10 0000010 0
Mega Septia Pratiwi  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:38 PM 4.18 4 mins 11 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0
anita rahman  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:38 PM 4.63 4 mins 38 secs 30 0 0 0 10 0 10 10 0 0 0
siswa 5  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:39 PM 4.33 4 mins 20 secs 20 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0
aysha karlina  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:38 PM 3.38 3 mins 23 secs 70 10 0 10 10 10 10 10 0 10 0
siswa 7  17 January 2009, 02:35 PM  17 January 2009, 02:37 PM 2.92 2 mins 55 secs 80 0 10 10 10 10 10 10 10 10 0
siswa 8  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:39 PM 4.33 4 mins 20 secs 20 00001001000 0
syarifah aini  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:39 PM 4.57 4 mins 34 secs 70 10 10 0 10 10 10 10 0 10 0
Ansory Wiranata  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:40 PM 5.37 5 mins 22 secs 20 0 0 10 0000100 0
4.46  50
Arief  Maulana  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:40 PM 5.93 5 mins 56 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Poppy puspitasari  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:39 PM 5.28 5 mins 17 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0
Trusti Dian Susanti  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:37 PM 2.53 2 mins 32 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Firanza Fadilla  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:38 PM 4.15 4 mins 9 secs 20 0 10 00000010 0
Rifqi  Pratama  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:40 PM 5.77 5 mins 46 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0
cindy perdana  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:36 PM 1.93 1 min 56 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Rezky Ramadhani  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:36 PM 2.13 2 mins 8 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 23  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:36 PM 1.93 1 min 56 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0
siswa 24  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:37 PM 3.42 3 mins 25 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 25  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:36 PM 1.87 1 min 52 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 26  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:36 PM 2 2 mins 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 27  17 January 2009, 02:34 PM  17 January 2009, 02:36 PM 2.62 2 mins 37 secs 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
siswa 28  17 January 2009, 02:35 PM  17 January 2009, 02:37 PM 1.47 1 min 28 secs 90 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0
siswa 29  17 January 2009, 02:35 PM  17 January 2009, 02:37 PM 2.03 2 mins 2 secs 90 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10
3.08 90.71429 
Lampiran : Foto foto kegiatan (pilihan) 
 
1.  Pelatihan Desember 2008 dengan Guru Sekolah Terminal Depok 
 
 
 
[Saat pengarahan] 
 
 
 
[Saat pelatihan di Laboratorium] 
 
 
 2.  Pelatihan 17 Januari 2009, Siswa STD, SMAN 8 Jakarta, SMAN 70 Jakarta 
 
 
a.  Peserta Guru 
 
 
b.  Peserta Siswa 
 
 
 
 
 
  
c.  Saat di Laboratorium 
 
 
[Saat di Laboratorium, 17 Januari 2009] 
 
3.  Pelatihan 24 Januari 2009, Peserta SMAN 28, SMPN  49 Jakarta 
 
3.a Peserta Guru 
 
 
 
 
  
3.b. Peserta Siswa 
 
 
 
3.c Saat Di Laboratorium 
 
 
eXTReMe Tracker
eXTReMe Tracker