Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual serta kecerdasan intelektual, adalah bagian pendidikan yang harus dapat dibelajarkan secara seimbang kepada
Tuesday, April 28, 2009
Prodi : PGSD FKIP
Kode Matakuliah :
Nama Matakuliah : Pendidikan Seni Tari dan Drama
Jumlah SKS : dua
Semester : VII
Diskripsi Matakuliah
Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual serta kecerdasan intelektual, adalah bagian pendidikan yang harus dapat dibelajarkan secara seimbang kepada siswa. Pendidikan seni akan mampu memberikan andil dalam rangka mencerdaskan emosional dan spiritual. Memalui olah rasa serta pengalaman berolah seni dalam bentuk latihan, mencipta, berkreasi serta berwawasan multucultural, yang melibatkan kognitif, afektif serta psikomotorik secara total, juga akan melibatkan semua aspek jiwa seperti kecerdasan, kemauan, kebiasaan berdisiplin dan lain-lainnya. Kontribusi inilah yang secara tidak langsung akan membantu menuju terbentuknya kepribadian manusia yang utuh. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran adalah salah satu bagian yang harus dipersiapkan dan ditingkatkan kemampuannya. Matakuliah ini akan memberikan pemahaman mendasar berkait dengan konsep seni, keluasan wawasan seni serta kemampuan praktikal sebagai kesiapan guru.
Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, konsep tari, mampu memperagakan ragam tari pada tataran bener dan resik, serta mampu menyusun dan atau membuat susunan koreografi/ drama
No
Kompetensi Dasar
Indikator
Pengalaman Pembelajaran
Materi Ajar
Waktu
Sumber bacaan/ Alat
Pernilaian
1
Memahami konsep-konsep dasar seni tari, medium pokok, medium bantu tari
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
1. Menjelaskan konsep-konsep tari
2. Menjelaskan medium pokok tari
3. Menjelaskan medium bantu tari
1. Mengkaji konsep tari
2. Mendiskusikan berbagai medium tari
Pengertian tari
Tari dan akar masa lampau
Gerak dalam tari
Tata Rias dan Busana
Musik tari
Property Tari
100'
SD Humardani, Masalah-masalah Dasar Pengembangan Seni,
Soedarso SP. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni
Edi Sedyawati. Budaya Indonesia; Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah
Claire Holt, Art in Indonesia : Continuity and Change,
Alat : Laptop, LCD
Test Portopolio, Penugasan,
2
Memahami ragam-ragam tari Nusantara
Setelah menyelesaikan matakulih ini, mahasiswa mampun
1. Menjelaskan ciri-ciri tari tradisi
2. Menjelaskan ciri-ciri tari Rakyat
1. Mengkaji dan mendiskusikan klasifikasi tari tradisi dan tari rakyat
Bentuk tari tradisi
Struktur tari Tradisi
Fungsi tari Tradisi
Bentuk tari
Rakyat
Struktur tari Rakyat
Fungsi tari Rakyat
100'
Rustopo. Seni Pertunjukan Tradisi Jawa
I Wayan Dibia dkk
Tari Komunal; Buku Pelajarn Kesenian Nusantara
3. Soedarsono. Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Traditional di Indonesia.
4.James Brandon, “Seni Pertunjukan di Asia Tenggara”. Terj RM. Soedarsono
5.Soedarsono.Tari-tarian Indonesia I
Alat: Leptop, LCD
Test. Pengamatan
Penugasan
3
Memperagakan ragam tari Anak pada tataran bener dan resik
Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa
1. Mengetahui latar belakang tari
2. Meperagakan jenis tari anak-anak (putri) pada tingkat bener dan resik.
Meragakan, merasakan, melakukan ragam tari anak (putri)
1. Menjelaskan latar belakang tari anak (putri)
2. Memperagakan tari anak (putri) bagian awal
3. Memperagakan tari (putri) bagian tengah
4. Memperagakan tari (putri) bagian Akhir
5. Mampu memperagakan tari putri secara utuh
200'
Clara Brekel-Papenhuyzen, Clasical Javanese Dance.
Dwi Wahyudiarto, dkk. Joged Tradisi Gaya Surakarta
Alat : Tape Recorder, CD iringan tari, peralatan tari
*Ruang praktik
Non Test
Penugasan
4
Memperagakan ragam tari Anak pada tataran bener dan resik
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu
1. Mengetahui latar belakang tari
2. Meperagakan jenis tari anak-anak putra pada tingkat bener dan resik
1. Meragkan, merasakan, melakukan ragam tari anak (putra)
1. Menjelaskan Latar belakang tari anak (putra)
2. Memperagakan tari (putra) bagian awal
3. Memperagakan tari (putra) bagian tengah
4. Memperagakan tari (putra) bagian Akhir
5. Mampu memperagakan
tari (putra) secara utuh
200’
Clara Brekel-Papenhuyzen. Clasical Javanese Dance.
Dwi Wahyudiarto, dkk. Joged Tradisi Gaya Surakart.
Alat : Tape Recorder, CD iringan tari, peralatan tari
*Ruang praktik
Non Test
Penugasan
5
Memahami dan menyusun skenario koreografi/ drama secara kreatif – inovatif
Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa mampu menyusun skenario koreografi/drama secara kreatif dan inovatif pada tingkat dasar
Mendiskusikan garap konsep koreografi/ dramaturgi
Membahas garap isi dan garap bentuk
Membahas alur garapan
Membahas meduim pokok dan medium bantu
Konsep garapan isi dan bentuk
Alur garapan
Garap medium (gerak, suara, kata, serta medium bantu)
100'
Suyatno Anirun, 2002, Menjadi Sutradara. Bandung: STSI Press.
Desmond Morris, Manwatching, A Field Guaide to Human Beharvior
Jacqueline, Smith. Komposisi Tari, Terj. Ben Suharto
Sumandiyo Hadi. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok
Alat; Laptot, LCD
Non test
Penugasan
6
Memahami evaluasi pembelajaran seni
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu membuat model evaluasi pembelajaran seni.
Mampu mengaplikasikan evaluasi hasil pembelajaran seni
Mengkaji komponen serta kisi-kisi instrumen pernilaian pembelajaran seni
Mengaplikansikan instrumen evaluasi dalam kekaryaan seni
Instrumen pernilaian
Kisi-kisi pernilaian
Model-model pernilaian
Garapan tari / drama
200'
Noehi Nasoetion. Penilaian Hasil Belajar
Prasetya Irawan. Evaluasi Proses Mengajar
Asmawi Zainul. Alternatif Assesment.
Tayangan Pertunjukan tari dan teater
Alat : Laptop, LCD.
Test, Penugasan
7
Memahami tata panggung dan konsep pemanggungan
Seteleh menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar pemanggungan
1. Mendiskusikan konsep-konsep dasar pemanggungan.
2. Mendiskusikan elemen-elemen panggung
3. Membahas tata artistik ruang panggung pertunjukan
Konsep-konsep dasar skenografi
Elemen-elemen panggung
Tata cahaya
Komposisi penataan elemen visual/unsur rupa
Tata artistik ruang pentas
100'
Francis D.K. Ching, 2000. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Jakarta: Erlangga.
Mikke Susanto, 2004 Menimbang Ruang Menata Rupa,
Ags. Arya Dipayana (ed), t.th. Warisan Roedjito. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Pramana Padmodarmoyo, 1988. Tata dan Teknik Pentas
Dedi Supriadi, 1994. Kretivitas, Kebudayaan dan Perkembangan
Test
Non test (pengamatan, assessment kinerja, porto folio)
8
Menyusun Pertunjukan Tari / drama
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu menyusun koreografi tari/ drama pada tataran dasar
Menyusun serta menyajikan karya pertunjuan tari/drama
Konsep garapan isi
Konsep garapan bentuk
Konsep tata panggung
Skenario garapan
Konsep rias busana
Konsep medium bantu
Penyajian karya
400'
Harimawan:Diktat Dramaturgi,
Dewi Kristiyanti, Tata rias dan Busana,.
Murgiyanto, Seni Menata Tari.
Djen Moch. Soerya Pranata, Tata Rias Wajah Siang, Sore, Malam, Panggung dan Fantasi.
Humardani,dkk. Perbendaharaan Gerak Tari Gaya Surakarta,
Suyatno Anirun, 2002, Menjadi Sutradara.
Desmond Morris, Manwatching, A Field Guaide to Human Beharvior
Sumandiyo Hadi. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok
Non Test
Peragaan
Surakarta 10 Juli 2008
Dwi Wahyudiarto, S.Kar., M.Hum
Kode Matakuliah :
Nama Matakuliah : Pendidikan Seni Tari dan Drama
Jumlah SKS : dua
Semester : VII
Diskripsi Matakuliah
Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual serta kecerdasan intelektual, adalah bagian pendidikan yang harus dapat dibelajarkan secara seimbang kepada siswa. Pendidikan seni akan mampu memberikan andil dalam rangka mencerdaskan emosional dan spiritual. Memalui olah rasa serta pengalaman berolah seni dalam bentuk latihan, mencipta, berkreasi serta berwawasan multucultural, yang melibatkan kognitif, afektif serta psikomotorik secara total, juga akan melibatkan semua aspek jiwa seperti kecerdasan, kemauan, kebiasaan berdisiplin dan lain-lainnya. Kontribusi inilah yang secara tidak langsung akan membantu menuju terbentuknya kepribadian manusia yang utuh. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran adalah salah satu bagian yang harus dipersiapkan dan ditingkatkan kemampuannya. Matakuliah ini akan memberikan pemahaman mendasar berkait dengan konsep seni, keluasan wawasan seni serta kemampuan praktikal sebagai kesiapan guru.
Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, konsep tari, mampu memperagakan ragam tari pada tataran bener dan resik, serta mampu menyusun dan atau membuat susunan koreografi/ drama
No
Kompetensi Dasar
Indikator
Pengalaman Pembelajaran
Materi Ajar
Waktu
Sumber bacaan/ Alat
Pernilaian
1
Memahami konsep-konsep dasar seni tari, medium pokok, medium bantu tari
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
1. Menjelaskan konsep-konsep tari
2. Menjelaskan medium pokok tari
3. Menjelaskan medium bantu tari
1. Mengkaji konsep tari
2. Mendiskusikan berbagai medium tari
Pengertian tari
Tari dan akar masa lampau
Gerak dalam tari
Tata Rias dan Busana
Musik tari
Property Tari
100'
SD Humardani, Masalah-masalah Dasar Pengembangan Seni,
Soedarso SP. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni
Edi Sedyawati. Budaya Indonesia; Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah
Claire Holt, Art in Indonesia : Continuity and Change,
Alat : Laptop, LCD
Test Portopolio, Penugasan,
2
Memahami ragam-ragam tari Nusantara
Setelah menyelesaikan matakulih ini, mahasiswa mampun
1. Menjelaskan ciri-ciri tari tradisi
2. Menjelaskan ciri-ciri tari Rakyat
1. Mengkaji dan mendiskusikan klasifikasi tari tradisi dan tari rakyat
Bentuk tari tradisi
Struktur tari Tradisi
Fungsi tari Tradisi
Bentuk tari
Rakyat
Struktur tari Rakyat
Fungsi tari Rakyat
100'
Rustopo. Seni Pertunjukan Tradisi Jawa
I Wayan Dibia dkk
Tari Komunal; Buku Pelajarn Kesenian Nusantara
3. Soedarsono. Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Traditional di Indonesia.
4.James Brandon, “Seni Pertunjukan di Asia Tenggara”. Terj RM. Soedarsono
5.Soedarsono.Tari-tarian Indonesia I
Alat: Leptop, LCD
Test. Pengamatan
Penugasan
3
Memperagakan ragam tari Anak pada tataran bener dan resik
Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa
1. Mengetahui latar belakang tari
2. Meperagakan jenis tari anak-anak (putri) pada tingkat bener dan resik.
Meragakan, merasakan, melakukan ragam tari anak (putri)
1. Menjelaskan latar belakang tari anak (putri)
2. Memperagakan tari anak (putri) bagian awal
3. Memperagakan tari (putri) bagian tengah
4. Memperagakan tari (putri) bagian Akhir
5. Mampu memperagakan tari putri secara utuh
200'
Clara Brekel-Papenhuyzen, Clasical Javanese Dance.
Dwi Wahyudiarto, dkk. Joged Tradisi Gaya Surakarta
Alat : Tape Recorder, CD iringan tari, peralatan tari
*Ruang praktik
Non Test
Penugasan
4
Memperagakan ragam tari Anak pada tataran bener dan resik
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu
1. Mengetahui latar belakang tari
2. Meperagakan jenis tari anak-anak putra pada tingkat bener dan resik
1. Meragkan, merasakan, melakukan ragam tari anak (putra)
1. Menjelaskan Latar belakang tari anak (putra)
2. Memperagakan tari (putra) bagian awal
3. Memperagakan tari (putra) bagian tengah
4. Memperagakan tari (putra) bagian Akhir
5. Mampu memperagakan
tari (putra) secara utuh
200’
Clara Brekel-Papenhuyzen. Clasical Javanese Dance.
Dwi Wahyudiarto, dkk. Joged Tradisi Gaya Surakart.
Alat : Tape Recorder, CD iringan tari, peralatan tari
*Ruang praktik
Non Test
Penugasan
5
Memahami dan menyusun skenario koreografi/ drama secara kreatif – inovatif
Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa mampu menyusun skenario koreografi/drama secara kreatif dan inovatif pada tingkat dasar
Mendiskusikan garap konsep koreografi/ dramaturgi
Membahas garap isi dan garap bentuk
Membahas alur garapan
Membahas meduim pokok dan medium bantu
Konsep garapan isi dan bentuk
Alur garapan
Garap medium (gerak, suara, kata, serta medium bantu)
100'
Suyatno Anirun, 2002, Menjadi Sutradara. Bandung: STSI Press.
Desmond Morris, Manwatching, A Field Guaide to Human Beharvior
Jacqueline, Smith. Komposisi Tari, Terj. Ben Suharto
Sumandiyo Hadi. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok
Alat; Laptot, LCD
Non test
Penugasan
6
Memahami evaluasi pembelajaran seni
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu membuat model evaluasi pembelajaran seni.
Mampu mengaplikasikan evaluasi hasil pembelajaran seni
Mengkaji komponen serta kisi-kisi instrumen pernilaian pembelajaran seni
Mengaplikansikan instrumen evaluasi dalam kekaryaan seni
Instrumen pernilaian
Kisi-kisi pernilaian
Model-model pernilaian
Garapan tari / drama
200'
Noehi Nasoetion. Penilaian Hasil Belajar
Prasetya Irawan. Evaluasi Proses Mengajar
Asmawi Zainul. Alternatif Assesment.
Tayangan Pertunjukan tari dan teater
Alat : Laptop, LCD.
Test, Penugasan
7
Memahami tata panggung dan konsep pemanggungan
Seteleh menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar pemanggungan
1. Mendiskusikan konsep-konsep dasar pemanggungan.
2. Mendiskusikan elemen-elemen panggung
3. Membahas tata artistik ruang panggung pertunjukan
Konsep-konsep dasar skenografi
Elemen-elemen panggung
Tata cahaya
Komposisi penataan elemen visual/unsur rupa
Tata artistik ruang pentas
100'
Francis D.K. Ching, 2000. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Jakarta: Erlangga.
Mikke Susanto, 2004 Menimbang Ruang Menata Rupa,
Ags. Arya Dipayana (ed), t.th. Warisan Roedjito. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Pramana Padmodarmoyo, 1988. Tata dan Teknik Pentas
Dedi Supriadi, 1994. Kretivitas, Kebudayaan dan Perkembangan
Test
Non test (pengamatan, assessment kinerja, porto folio)
8
Menyusun Pertunjukan Tari / drama
Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu menyusun koreografi tari/ drama pada tataran dasar
Menyusun serta menyajikan karya pertunjuan tari/drama
Konsep garapan isi
Konsep garapan bentuk
Konsep tata panggung
Skenario garapan
Konsep rias busana
Konsep medium bantu
Penyajian karya
400'
Harimawan:Diktat Dramaturgi,
Dewi Kristiyanti, Tata rias dan Busana,.
Murgiyanto, Seni Menata Tari.
Djen Moch. Soerya Pranata, Tata Rias Wajah Siang, Sore, Malam, Panggung dan Fantasi.
Humardani,dkk. Perbendaharaan Gerak Tari Gaya Surakarta,
Suyatno Anirun, 2002, Menjadi Sutradara.
Desmond Morris, Manwatching, A Field Guaide to Human Beharvior
Sumandiyo Hadi. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok
Non Test
Peragaan
Surakarta 10 Juli 2008
Dwi Wahyudiarto, S.Kar., M.Hum